Yang Dibutuhkan Untuk Menjadi System Tester Yang Baik
Testing merupakan salah satu fase dalam pengembangan sistem yang penting. testing merupakan batas terakhir agar aplikasi/sistem yang kita buat sesuai dengan Requirement dan ekspektasi dari User. Pertanyaannya adalah, bagaimana hasilnya jika orang yang melakukan testing melewatkan suatu Bug/Error? Maka aplikasi/sistem yang dikembangkan akan gagal dari standar yang ditentukan. Oleh karena itu, mari kita melihat hal-hal apa saja yang membuat seseorang menjadi tester yang baik menurut Rex Black, Managing the testing process: practical tools and techniques for managing hardware and software testing. Hal-hal tersebut adalah:
- Professional Pessimism
- Balanced Curiosity
- Focus: No Space Cadet
- Avoid the Aspiring Hero
- Shun the Sloth
- Reject Casper Milquetoast
A. Professional Pessimism
Apa itu Professional Pessimism? Professional Pessimism adalah pola pikir dimana seseorang memiliki suatu ekspektasi bahwa setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki kekurangan dan kesalahan. Test Team harus memiliki pola pikir tersebut untuk dapat memprediksi dan mengevaluasi di bagian mana produk tersebut akan gagal. Sebagai tester, berharap bahwa produk yang dihasilkan akan bug free dan berfungsi dengan semestinya merupakan hal yang dimaklumi. Tetapi, seorang tester harus bersedia mengesampingkan harapan mereka agar test team dapat melakukan testing secara optimal. Professional Pessimism memberikan dampak yang buruk bagi tim-tim lain. Oleh karena itu, Professional Pessimism hanya boleh ada di test team.
B. Balanced Curiosity
Balanced Curiosity merupakan suatu pola pikir dimana seorang tester harus mau menghabiskan waktu untuk mempelajari produk dari aspek-aspek yang developer tidak pikirkan. Seorang tester yang baik harus dapat membuat suatu test cases yang detail dan menyelidiki setiap situasi dalam sistem. Seorang tester yang baik harus memiliki pola pikir What If yang berbeda-beda.
C. Focus: No Space Cadet
Ini adalah pola pikir yang menjelaskan bahwa seorang tester tidak boleh terlalu fokus dalam melakukan test phase. Seorang tester memang harus fokus dalam suatu aspek untuk menyelesaikan suatu masalah. Tetapi, seorang tester harus sering berhenti dan mengintrospeksi apakah masalah yang sedang dikerjakan sekarang merupakan persoalan yang paling penting untuk di cari tahu.
D. Avoid the Aspiring Hero
Seorang tester harus mengerti alasan mereka berada dalam divisi testing. Mereka yang menganggap bahwa perkerjaan menjadi tester hanya merupakan suatu batu loncatan awal untuk dapat bekerja menjadi seorang developer atau perkerjaan lain tidak dapat menjadi seorang tester yang baik. Seorang tester yang memiliki pola pandang yang salah tentang developer juga bukan merupakan tester yang baik. Tester seperti ini dapat menyebabkan keretakan pada hubungan antara developer dan test team. Oleh karena itu, seorang tester yang baik harus mengerti nilainya dalam menjadi seorang tester.
E. Shun the Sloth
Dalam melakukan testing, kerja keras sangat dibutuhkan. Seorang tester bisanya memiliki jadwal yang sempit, masalah di menit-menit terakhir, jam lembur, dan lain-lain. Seorang tester yang sering melewati deadline dan menghindari kerja lembur merupakan ciri-ciri dari seorang tester yang buruk.
F. Reject Casper Milquetoast
Seorang tester yang baik harus berani dalam mempertahankan pendapat dia, walau jika hal tersebut dapat menimbulkan kontroversi dan permasalahan. Jika seorang tester menemukan suatu masalah dalam produk, masalah tersebut akan berdampak ke developer dan divisi-divisi lain. Masalah tersebut dapat merubah flow pengembangan produk dan dapat menjatuhkan morale dari development team. Tetapi jika masalah tersebut benar penting, maka seorang tester berkewajiban untuk melaporkan masalah tersebut. Seorang tester yang takut untuk mempertahankan penemuan dia bukan merupakan ciri tester yang baik.