Forecasting Kebutuhan Tenaga Kesehatan
Setiap wilayah memiliki kebutuhan akan tenaga medis tersendiri untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di daerah masing-masing. Akan tetapi kesalahan-kesalahan dalam penentuan jumlah tenaga medis di suatu wilayah akan menjadi permasalahan tersendiri, yang akan menyebabkan pada kualitas pelayanan kesehatan di suatu daerah. Yang dimana masalah tersebut dinyatakan oleh tentunya akan menjadi fatal jika tidak segera diatasi. (Dewi, 2013) mengatakan bahwa ketidakmerataan distribusi tenaga kesehatan (khususnya, namun tidak terbatas pada dokter dan dokter spesialis) di Indonesia merupakan salah satu hambatan dalam upaya peningkatan akses terhadap layanan kesehatan.
(Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, 2014) juga mengatakan bahwa adanya kesenjangan distribusi antar provinsi dan kabupaten khususnya pada Papua, Sulawesi, NTT yang dimana pendistribusian tenaga kerjannya masih tidak seimbang. Hal tersebut ditandai dengan 9,77% puskesmas yang tidak mempunyai dokter. Yang dihitung secara keseluruhan tidak semua puskesmas memiliki 1 dokter, 1 bidan, 1 perawat sesuai Standar Indikator Kinerja Utama Kementerian Kesehatan yang seharusnya 1,58%. Ketidakseimbangan distribusi juga disebabkan karena hasil perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan yang dimana rumah sakit dan puskesmas yang semestinya mengalami kelebihan semua jenis tenaga kesehatan, namun pada kenyataannya banyak diantara fasilitas pelayanan tersebut masih mengalami kekurangan tenaga kesehatan karena faktor – faktor tertentu. Dan juga penggunaan metode perhitungan berdasarkan standar ketenagaan pada fasilitias kesehatan bersifat terlalu umum sehingga analisis kebutuhan jumlah tenaga banyak yang kurang ataupun berlebihan di dalam satu daerah yang tidak sesuai dengan kondisi nyata di fasilitas pelayanan kesehatan. Lalu, dilihat dari hasil kuesioner penelitian kami untuk studi pendahuluan juga ada ditemukan kekurangan akan jumlah tenaga kerja dimana lebih dari 60% responden menyatakan bahwa adanya kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit/puskesmas yang menyebabkan dari segi kualitas pelayanan dimana waktu untuk menunggu di rumah sakit/puskesmas terlihat lama serta dokter yang menangani bagian tertentu terlihat kurang dan faktor – faktor lainnya.
Seiring berkembangnya penggunaan teknologi informasi, maka sangatlah dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengambil keputusan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang membutuhkan respon cepat. Business Intelligence adalah sistem yang terdiri dari arsitektur, database, alat analisis, aplikasi dan metodologi serta alat – alat lain yang dibutuhkan dimana merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Forecasting yang dapat diterapkan untuk memprediksi hal – hal yang akan terjadi di masa yang akan datang dimana nantinya akan dapat diantisipasi dengan menggunakan pendekatan forecasting yang cocok dengan organisasi yang sedang dikelola. Dimana biasanya metode Forecasting dapat memprediksi berdasarkan data yang dimiliki di masa lalu ataupun pendapat dari internal organisasi untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk di masa yang akan datang.