Kini Saatnya Perusahaan Lakukan Transformasi Digital
Proyeksi International Data Corporation (IDC), mengatakan bahwa prosentasi perusahaan yang melakukan transformasi digital akan meningkat lebih dari dua kali lipat di tahun 2020, dari 22 persen menjadi 50 persen. Alokasi anggaran untuk digitalisasi pun meningkat dari 18 persen di tahun ini (2017) menjadi 28 persen di tahun 2018 untuk perusahaan pada umumnya. Sementara untuk perusahaan-perusahaan besar, peningkatannya adalah dari 34 persen tahun ini menjadi 44 persen tahun depan. Begitu menurut data dari Gartner.
Riset Harvard Business School menunjukkan bahwa perusahaan yang telah melakukan digitalisasi terbukti memperoleh pendapatan usaha dan keuntungan yang lebih dibandingkan perusahaan yang tertinggal dari sisi digital. Perusahaan tersebut melaporkan rata-rata margin kotor dalam tiga tahun terakhir mencapai 55 persen, sementara perusahaan yang tertinggal dari sisi digital hanya mendapatkan rata-rata margin kotor sebesar 37 persen saja.
Temuan itu menjadi pendorong banyak perusahaan kini melakukan upaya transformasi digital. Transformasi digital adalah perubahan mendalam atas proses, kompetensi, dan model dari sebuah bisnis atau organisasi dalam rangka memanfaatkan daya ungkit yang dihasilkan oleh bauran teknologi digital.
Sayangnya, terlepas dari tingginya antusiasme perusahaan-perusahaan atas upaya transformasi digital, ternyata hanya 27 persen perusahaan yang memiliki strategi digital yang konkrit dan koheren, demikian menurut laporan perusahaan riset Forrester. Itulah yang menjadi alasan pemilihan tema dari perhelatan Asia Corporate Innovation Summit 2017 (ACIS 2017) yang diselenggarakan di Grand Ballroom JW LUWANSA Hotel and Convention Center, Jakarta pada (29/11/2017) lalu. Tema yang diangkat di ACIS 2017 ini adalah “Digital Transformation: From Strategy to Execution”.
“Saat ini hampir semua perusahaan bicara transforasi digital. Mereka tahu betul bahwa mereka harus segera bertransformasi. Sayangnya, banyak dari perusahaan-perusahaan tersebut tidak tahu bagaimana cara melakukannya dengan baik,” ujar Indrawan Nugroho, Chairman Asia Corporate Innovation Summit.
“Kami berharap ACIS 2017 ini bisa membantu perusahaan-perusahaan di Asia, khususnya Indonesia dalam merumuskan strategi digitalnya dengan lebih baik, sehingga mampu melakukan transformasi digital yang tepat untuk menjawab tuntutan pelanggan di era digital ini,” imbuhnya.
Acara yang baru pertama kalinya diselenggarakan ini mempertemukan para pengamat dan pakar inovasi digital dengan para top executives dari berbagai perusahaan besar dunia dan Asia.
ACIS 2017 menampilkan 5 pembicara kelas dunia, yaitu:
- Neal Cross (Chief Innovation Officer, DBS Bank Singapore) dengan judul sesi “Jungle Innovation: A social enterprise journey that ended up defining the innovation strategy of DBS Bank”
- Kapil Kane (Director of Innovation, Intel China) dengan judul sesi “Intrapreneurship: The Future of Work!”
- Dave Lim (Digital Strategy Board, Danone Singapore) dengan judul sesi “Myths, Magic and Methods to succeed this age of Exponential Opportunities”
- Andi Kristianto (VP Corporate Planning, Telkomsel Indonesia) dengan judul sesi “Digital Transformation in Telco and How It Affects Other Industries”
- Risman Adnan (Director of R & D, Samsung Indonesia) dengan judul sesi “Execution Strategy for Corporate Digital Transformation”
ACIS 2017 dihadiri oleh delegasi dari berbagai perusahaan besar di Indonesia dan beberapa negara tetangga seperti Pertamina, Astra Internasional, Fosroc, Ellobed, Arnold, Fresenius Kabi, Trakindo Group, Wika Industri, Bank Mandiri, MNC Group, Telkomsel, XL Axiata, ANTV, PLN, FIF, Bosowa, Indonesia Power, CIMB Niaga, BSM, Wings Group, Semen Merah Putih, dan Wardah.