Kegagalan Penerapan Business Process Management
BPM (Business process management) adalah suatu metode meningkatkan keefektivan dan efisiensi suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi dengan upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. BPM berupaya untuk melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau optimalisasi proses.
BPM selain berdampak positif juga terdapat dampak negatif jika penerapannya tidak sesuai atau maksimal. Beberapa resiko yang ada dalam penerapan BPM yang dapat menyebabkan kegagalan BPM yaittu:
- Risiko teknis (technical risk) yaitu risiko yang terjadi karena terbatasnya kapabilitas teknologi yang digunakan organisasi dalam proses manajemennya
- Risiko finansial (financial risk) terjadi jika proyek bisnis tidak berjalan sesuai dengan rencana, atau jika tidak selesai tepat pada waktunya dan tidak sesuai dengan biaya yang dianggarkan.
- Risiko politis (political risk) yaitu terjadinya resistance to change terhadap proyek-proyek manajemen
- Risiko fungsional (functional risk) merupakan kesalahan sistem disainer dalam memahami kebutuhan organisasi dan kurangnya keterampiland an pengentahuan pelaksana, sehingga mengakibatkan kapabilitas sistem yang dirancang tidak tepat.
- Risiko proyek (project risk) adalah risiko yang bisa terjadi jika personel pemroses data tidak memahami dan tidak familiar terhadap teknologi baru, sehingga menimbulkan masalah-masalah yang kompleks.
Kegagalan BPM terkait dengan factor-faktor manajemen sumber daya manusia yang tidak sepenuhnya dipahami dan dipertimgkan. Penerapan BPM dilihat dari sudut pandang manajemen sumber daya manusia disebabkan oleh 2 faktor utama yaitu manajemen menolak untuk berubah (resistance to change) dan Kurangnya komitmen manajemen (lack of management commitment), sedangkan faktor lainnya diluar sudut pandang managemen sumber daya manusia adalah system informasi yang kurang memadai dan kurangnya keleluasaan (breatdh) dan kedalaman (depth) analisis terhadap factor-faktor kritis manajemen.