Mengenal Storyboard dalam User Experience
UX Designer menggunakan banyak teknik penelitian yang berbeda untuk mencapai suatu hasil desain yang baik dan sesuai. Mereka menyimpulkan penemuan dari penelitian yang dilakukan menjadi user stories dan user flows dan mengkomunikasikan pemikiran dan solusi kepada tim dengan menggunakan artifacts seperti persona dan wireframes. Namun, di dalam proses ini tentu ada orang ‘real’ yang terlibat sebagai pengguna dari produk yang didesain. Untuk membuat produk yang lebih baik, UX Designer harus memahami apa yang terjadi di dunia pengguna dan bagaimana produk tersebut berguna untuk pengguna. Pada tahap inilah storyboard dapat digunakan.
Storyboard adalah sebuah urutan ilustrasi yang disusun untuk menggambarkan sebuah cerita. Istilah storyboard biasanya dikenal dalam dunia perfilman yang dipopularisasikan oleh Walt Disney Studios sejak tahun 1920. Storyboard digunakan oleh Disney animators untuk membuat sebuah film dengan gambar tiap frames sebelum film tersebut benar-benar dibuat.
Di dalam dunia UX, storyboard adalah sebuah tool yang memprediksi dan menjelajahi pengalaman pengguna dengan produk secara visual. Storyboard menampilkan bagaimana cara pengguna menggunakan produk seperti apa yang ditampilkan di dalam film. Storyboard membantu UX Designer memahami flow dari interaksi pengguna dengan produk dan memberikan arah yang jelas tentang apa yang penting bagi pengguna. Adapun beberapa keuntungan yang diberikan dalam penggunaan storyboard, yaitu:
- Design approach is human-centered
Storyboard mengutamakan orang dalam prosesnya seperti menggunakan wajah orang dalam analisa data dan penemuan penelitian.
- Forces thinking about user flow
Designer menjalani proses penggunaan produk sesuai dengan perspektif pengguna, sehingga designer dapat memahami skenario yang ada dari interaksi pengguna, juga menguji hipotesa tentang skenario yang berpotensi terjadi.
Sumber: Wikia
- Prioritize what’s important
Storyboard juga mengungkapkan apa yang tidak dibutuhkan sehingga designer dapat memprioritaskan apa yang penting untuk dikembangkan.
- Allows for “pitch and critique” method
Storyboarding adalah aktivitas yang dilakukan oleh tim, dan semua orang (tidak hanya designer) di dalam tim dapat berkontribusi ke dalamnya. Seperti produksi film, setiap scene harus dikritik oleh semua anggota tim. Pendekatan UX dengan storytelling membutuhkan kolaborasi, sehingga dapat menghasilkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang harus didesain. Proses ini dapat menghasilkan konsep desain baru.
- Simpler iteration
Storyboarding bergantung kepada pendekatan iteratif. Salah satu cara bagi designer untuk bereksperimen dan menguji banyak konsep desain dengan biaya yang sedikit atau tanpa biaya secara bersamaan adalah dengan sketching atau menggambar secara kasar. Desain yang dibuat dapat ditolak, diterima, atau dikembangkan dengan solusi baru dengan cepat.
Sumber
Babich, N. (2017, November 1). Storyboarding in UX Design. Retrieved from Creative Cloud blog by Adobe: https://blogs.adobe.com/creativecloud/storyboarding-in-ux-design/