Bagaimana Cara Kerja WARNA dalam Pemasaran Produk?
Warna adalah salah satu elemen penting dan juga paling dominan dalam design maupun kehidupan. Warna juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap sikap dan emosi manusia. Mengapa demikian? Ketika kita melihat warna, mata akan berinteraksi dengan otak yang bernama hipotalamus yang kemudian akan mengirimkan signal ke kelenjar pituitari di sistem endokrin yang kemudian diteruskan ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid inilah yang akan menghasilkan hormon yang dapat mempengaruhi suasana hati, emosi, dan perilaku manusia. Salah satunya adalah keputusan pembelian barang.
Pakar pemasaran Neil Patel (co-founder of Crazy Egg, Hello Bar, dan KISSmetrics) mengungkapkan bahwa warna memiliki pengaruh yang sangat besar. 93% pelanggan menempatkan estetika dan warna di atas faktor lainnya ketika berbelanja. Warna juga diasosikan dengan branding, terbukti 80% alasan orang membeli sebuah produk adalah karena warna. Begitu juga dalam situs web atau platform e-commerce, warna berperan besar untuk mengubah pengunjung menjadi pelanggan. Memahami psikologi warna akan membantumu merancang antarmuka yang efektif dan tepat sasaran. Psikologi warna dipengaruhi oleh empat prinsip dasar: cara, waktu, audiens, dan tujuan.
Warna, Gender, dan Jenjang Usia
- Wanita menyukai biru, ungu, dan hijau
Dalam sebuah survei tentang warna dan gender, 35% wanita berkata bahwa biru adalah warna favorit mereka, disusul oleh ungu (23%), dan hijau (14%). Sebaliknya, 33% mengaku bahwa oranye adalah warna yang paling mereka tidak suka, disusul warna coklat (33%) dan abu-abu (17%). Berbagai studi lain juga mendukung penemuan tentang psikologi warna ini dan menyatakan bahwa wanita lebih menyukai warna-warna cerah ketimbang warna tanah. Preferensi tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh para penjual produk untuk wanita, misalnya perusahaan kosmetik Pond’s dan media Woman’s Day.
- Pria menyukai biru, hijau, dan hitam
Di sisi lain, bila ingin menggaet pelanggan pria, maka warna yang harus digunakan adalah biru, hijau, atau hitam. Tiga warna yang secara tradisional memang diasosiasikan dengan sifat maskulin. Ungu, oranye, dan coklat sebaiknya dijauhi, kecuali bila ingin memasarkan produk ke orang tua atau anak-anak. Anak-anak bisa menerima warna oranye, sementara orang tua lebih toleran pada warna coklat.
Arti warna dan bidang pemasaran
- Warna biru
Warna biru dapat menimbulkan rasa percaya, kecerdasan, kepemimpinan, kesetiaan, ketenangan dan keamanan. Inilah mengapa warna biru sering digunakan oleh perusahaan yang bermain dengan data sensitif seperti bank, asuransi, atau fintech (financial technology). Dan juga warna biru dipakai oleh salah satu media sosial terbesar yang menyimpan data pribadi milyaran orang di seluruh dunia.
Ada satu bidang yang tidak boleh didekati oleh warna biru yaitu makanan. Warna biru kurang cocok dipakai pada design produk makanan, karna biru dapat menimbulkan kesan “dingin” yang dapat menurunkan selera makan. Warna biru juga terkesan jauh dari alam, karena tidak banyak makanan alami yang berwarna biru. Biru bahkan sering diasosiasikan dengan racun dalam makanan. Khusus untuk produk makanan hindari menggunakan warna biru dan gunakan warna merah atau kuning.
- Warna kuning
Harus berhati-hati menggunakan warna kuning, penggunaan dalam porsi kecil bisa menarik perhatian orang sehingga banyak digunakan sebagai tanda peringatan diberbagai tempat. Tetapi dalam jumlah besar, warna kuning dapat memancing respons dan membuat orang mudah marah atau gelisah. Jadi kalau kamu ingin membuat sesuatu yang akan diperhatikan oleh banyak orang, gunakan lah warna kuning secara seimbang.
- Warna hijau
Memberikan kesan dekat dengan alam, kreatif dan bisa menyoroti elemen penting dalam situs atau produk. Hijau dapat lebih memancing kreativitas dibandingkan warna-warna lainnya. Selain itu, warna hijau dapat kamu gunakan untuk memunculkan kesan menonjol atau “terisolasi” di elemen-elemen penting situsmu. Ini disebut dengan efek von Restorff dan berguna apabila ingin menyediakan tombol call to action, seperti di situs milik Dell, semua tombol pembelian didesain dengan warna hijau.
- Warna oranye
Memunculkan kesan yang menyenangkan, impulsif, dan kompetitif dalam produk. Oranye banyak digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan olahraga, produk anak-anak, atau pengumuman diskon. Alasannya, warna ini memunculkan rasa senang, juga menstimulasi manusia untuk lebih impulsif dan kompetitif. Warna oranye adalah warna yang hangat dan kuat. Sehingga memancing kita untuk bergerak lebih cepat dan aktif. Oranye juga banyak digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan olahraga dan produk anak anak contohnya adalah Nike.
- Warna hitam
Memberikan kesan mewah, elegant, canggih dan kuat. Bila seseorang ingin menjual barang mahal kepada konsumen, ini adalah warna yang akan digunakan. Semakin gelap warnanya, semakin mewah kesan barangnya. Seperti taxi online Uber yang memberikan konsep hitam pada tampilan aplikasinya.
- Warna putih
Juga penting dalam design. Putih sering kali digunakan sebagai latar belakang padahal dengan pemanfaatan ruang yang baik, putih dapat memberikan kesan yang rapi, luas, dan bebas.
Menemukan warna yang cocok untuk brand perusahaan, produk atau jasa, serta target pelanggan memang bukan hal yang mudah. Gunakan psikologi warna sebagai panduan kemudian lakukan test kepada target konsumen untuk menemukan design dan komposisi warna terbaik.
Bibliography
Smith, J., n.d. How to Use the Psychology of Color to Increase Website Conversions. [Online]
Available at: https://blog.kissmetrics.com/psychology-of-color-and-conversions/
[Accessed 20 August 2017].