Swot Dan CSF Analisis
Banyak penulis telah mendifinisikan CSF dengan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan domain pembicaraan. Salah satu definisi yang digunakan oleh Boynlon et. Al. dalam bukunya “An Assessment of Critical Success Factors” menyebutkan bahwa CSF adalah hal-hal yang harus berjalan dengan baik untuk memastikan keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan. Jadi CSF mewakili area manajerial atau perusahaan yang harus mendapat perhatian khusus dan terus menerus agar menghasilkan kinerja yang tinggi. CSF mencakup isu-isu yang penting bagi aktivitas operasi organisasi saat ini dan kesuksesan masa depannya. Dari pengertian ini dapat difahami bahwa CSF adalah faktor-faktor yang harus berjalan dengan baik untuk menjamin bagai manajemen atau perusahaan. Manajemen harus memberikan perhatian khusus agar perusahaan mempunyai kinerja yang tinggi.
Jadi CSF mencakup isu-isu utama dari kegiatan perusahaan baik saat ini maupun diwaktu mendatang. Untuk mengidentifikasi semua jenis kemungkinan CSF dapat dilakukan pendekatan dengan memperhatikan apakah berkaitan dengan aspek industry (faktor apa yang harus dilakukan supaya tetap kompetitif), lingkungan (faktor lingkungan apa yang mempengaruhi organisasi), strategi (faktor strategi apa yang dipilih organisasi kompetitif), dan waktu (faktor internal organisasi) saat ini yang perlu diperhatikan). Beberapa penulis lainnya juga mengatakan bahwa CSF adalah sesuatu yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan atau merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian tujuan.
Bagaimana kaitannya dengan SWOT terlihat pada gambar diatas. CSF bersifat internal dan dapat digunakan untuk identifaikasi faktor-faktor berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. CSF dapat digunakan untuk mengidentifkasi kekuatan dan atau kelemahan perusahaan. Pada gambar tersebut beberapa faktor kritis adalah permasalahan atau isu tentang: kualitas produk yang dihasilkan, layanan kepada pelanggan, harga produk yang dipasakan, sumberdaya perusahaan, teknologi yang digunakan, dan faktor kritis lainnya seperti lokasi perusahaan. Apabila kita dapat membandingkan apa yang dilaksanakan perusahaan dan membandingkannya dengan para pesaingnya maka faktor ini dapat ditetapkan apakah sebagai kekuatan atau sebagai kelemahan. Sebagai contoh, apabila suatu perusahaan ritel seperti PT Hypermart menjual barang-barang dengan kualitas tinggi, dengan harga yang bersaing, dan dengan strategi one-stopping, sedangkan perusahaan lain yang menjadi pesaingnya tidak melakukannya maka faktor ini menjadi kekuatan, sebaliknya akan menjadi kelemahan. Jadi secara umum faktor-faktor yang perlu dicermati adalah berkaitan dengan kualitas produk, harga produk, layanan pelanggan, sarana dan prasarana pendukung.