Bagaimana Cloud Computing dimanfaatkan dalam Perguruan Tinggi
Sultan (2010) mendemonstrasikan bagaimana layanan cloud computing yang dapat berguna dalam proses yang terlibat didalamnya, sebuah hipotesis yang dibuat misalnya adalah sebuah universitas tertentu yang memiliki infrastruktur TI yang biasanya melayani kebutuhan dari siswa, staff pengajar dan manajemen, staff peneliti, dan pengembang software (misalnya pengembang web). Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini, biasanya semua permintaan untuk layanan TI pada lingkungan ini di arahkan ke departemen TI yang tugasnya adalah :
- Menyediakan software untuk siswa dan staff (misalnya akun email, sistem operasi, aplikasi, dan sebagainya)
- Menyediakan software dan hardware tertentu yang dibutuhkan oleh peneliti atau siswa untuk bereksperimen
- Menyediakan perangkat pengembangan yang dibutuhkan oleh pengembang web dalam mengembangkan aplikasi.
Banyak aspek dari hal ini yang dapat dimigrasikan ke cloud computing seperti yang ditunjukkan pada gambar berikutnya. Sebagai contoh, siswa, staff administrasi, dan dosen bisa menggunakan layanan SaaS dan Iaas. Layanan ini dapat diakses melalui thin clients. Para dosen dan peneliti dapat berkolaborasi dalam satu jaringan yang memungkinkan mereka untuk bisa share dokumen, data, dan lainnya.
Gambar berikut ini adalah Struktur Sederhana Pengguna Utama Layanan TI di Universitas (Sultan, 2010), dimana biasanya semua request akses baik itu dari mahasiswa, pengembang software, staff, dan dosen selalu diberikan dari departemen IT dan semua penyimpanan disimpan dalam departemen IT tersebut.
Gambar berikut ini adalah apabila penggunaan diarahkan ke cloud computing. pengguna Utama Layanan TI di Universitas Menggunakan Cloud computing (Sultan, 2010)
Mircea & Andreescu (2011) menyatakan bahwa kegunaan Cloud Computing di perguruan tinggi harus dianalisis baik itu dari sudut pandang manfaat dari uang diberikan maupun dari resiko dan keterbatasannya seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. Setelah melakukan analisis, satu model layanan cloud computing atau lebih akan dipilih. Keputusan harus sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya dan akan dihubungkan dengan strategi universitas.
Sekilas mengenai layanan pada cloud computing:
Rainer, Prince, & Cegielski (2015, p.360-362) membagi layanan komputasi awan yang dikenal saat ini ke dalam 3 layanan, yakni:
Infrastructure as a Service (IaaS)
Melalui Infrastructure as a Service (IaaS), komputasi awan menyediakan layanan akses untuk server, jaringan, dan penyimpanan data kepada pengguna. Pengguna layanan IaaS biasanya berasal dari perusahaan teknologi informasi yang ingin mengakses layanan komputer namun tidak ingin bertanggung jawab dalam melakukan pemasangan dan perawatan terhadap infrastruktur TI. Dalam menggunakan layanan IaaS, pengguna menginstal sistem operasi dan aplikasi software ke komputer penyedia layanan komputasi awan. Pengguna dapat mengembangkan software apa saja, termasuk sistem operasi yang beragam, aplikasi, dan berbagai perangkat pengembangan. Pengguna bertanggung jawab dalam mengelola aplikasi, sistem operasi, dan data sedangkan penyedia jasa yang mengelola server, virtualisasi, penyimpanan, dan jaringan.
Platform as a Service (PaaS)
Melalui model Platform as a Service (PaaS), pengguna dapat menyewa server, sistem operasi, penyimpanan, database, pengembang software seperti Java dan .NET, serta kapasitas jaringan ke penyedia jasa. Model dari PaaS memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi yang ada, mengembangkan aplikasi yang baru, serta menguji aplikasi yang baru.
Beberapa keuntungan yang ditawarkan untuk pengguna melalui model PaaS ini diantaranya:
Pengembang aplikasi dapat mengembangkan dan menjalankan aplikasi melalui wadah komputasi awan tanpa biaya dan kerumitan untuk membeli dan mengelola setiap lapisan hardware dan software; kebutuhan penyimpanan secara otomatis menyesuaikan dengan kebutuhan aplikasi; fitur dalam sistem operasi dapat diupgrade secara berkala; tim pengembangan yang berada ditempat lain dapat bekerja sama; layanan PaaS dapat digunakan dimana saja; penghematan biaya. Pengguna bertanggung jawab dalam aplikasi dan data sedangkan penyedia jasa mengelola sistem operasi, server, virtualisasi, penyimpanan, dan jaringan.
Software as a Service (SaaS)
Melalui model Software as a Service (SaaS), penyedia layanan komputasi awan menyediakan software yang sesuai untuk kebutuhan pengguna. Dalam menggunakan layanan SaaS, pengguna membayar tagihan perbulan atau per tahun kepada penyedia layanan.
SaaS bertindak sebagai hard drive atau data center bagi pengguna dan penyedia layanan mengelola software dan infrastruktur serta penyimpanan data. Dalam hal ini, pengguna tidak mengontrol software dan infrastruktur yang tersedia termasuk dalam besarnya ruang penyimpanan data. Proses ini menghilangkan keharusan untuk menginstal dan menjalankan aplikasi di komputer pengguna, sehingga menyederhanakan dalam pemeliharaan sistem.
Penyedia jasa mengelola aplikasi, data, sistem operasi, server, virtualisasi, penyimpanan, dan jaringan.