School of Information Systems

WARGAMING

            Dalam proses analisis strategi banyak dijumpai berbagai macam metode analisis yang digunakan seperti SWOT Analysis, PESTLE Analysis, Porter’s Five Forces Analysis, Four Corner’s Analysis, Value Chain Analysis, dan War Gaming. Pada artikel ini akan membahas salah satu metode analisis yang telah disebutkan di atas yaitu, Wargaming. Wargaming adalah sebuah model persaingan dengan simulasi yang tidak melibatkan kekuatan proses bisnis yang sebenarnya, dimana alur dari kondisi peristiwa yang berjalan disesuaikan dengan keputusan yang dibuat oleh pemain. Wargaming merupakan teknik yang berguna untuk mengidentifikasi kelemahan persaingan dan asumsi yang keliru mengenai strategi pesaingnya.

            Simulasi dari skenario persaingan digunakan untuk menelusuri dampak dari perubahan strategi dalam sebuah lingkungan yang masih belum memiliki resiko tersebut. Selain itu juga digunakan untuk mendorong cara baru dalam memikirkan konteks persaingan yang akan terjadi. Wargaming sangat berguna bagi organisasi dalam menghadapi keputusan strategis penting. Tujuan dari Wargaming adalah untuk memastikan adanya peningkatan kemampuan untuk berkompetisi dan memenangkan persaingan. Salah satu unsur yang paling penting dalam Wargaming bukanlah media atau alat pendukungnya, tetapi orang yang berpartisipasi di dalamnya.

            Berikut adalah model sederhana dari Wargaming yang terdiri dari 5 komponen, yaitu:

  • Fasilitator
  • Tim Biru
  • Tim Merah
  • Rencana Biru
  • Rencana Merah

           Wargaming harus menggunakan pendekatan disiplin pada apa yang akan didiskusikan secara bebas mengenai validitas rencana atau strategi tertentu. Kedisiplinan dapat ditanamkan menggunakan metodologi turn-based dan time-constrained untuk menguji rencana tim Biru terhadap berbagai potensi rintangan untuk keberhasilannya.

          Model siklus sederhana di atas adalah contoh dari proses dan dapat digunakan untuk game pada tingkat rendah dengan setiap durasi berlangsung dalam beberapa menit (misalnya untuk menguji respon krisis) atau untuk sesi dengan durasi yang lebih lama. Model ini memberikan penghargaan tim yang dianggap memiliki inisiatif menjadi penggerak utama. Durasi ini mencakup tiga langkah, yaitu tindakan (action), penetralan (counteraction), reaksi (reaction) – dengan semua aktivitas harus diselesaikan dalam durasi yang disepakati baik itu menit, jam atau bulan

Dicko Wijaya