How to use mind maps for effective data, information, and knowledge management? (Part 2)
Ketika mengumpulkan data, kita dapat memasukkannya ke dalam Mind Map berupa kata kunci atau menjadi sebuah frase pendek yang dapat mewakili setiap topik dan subtopik. Ketika melakukannya, kita secara alami menghapus, mendistorsi dan melakukan penyaringan data menjadi informasi untuk dicocokkan dengan pengetahuan dan informasi yang sudah dimiliki. Hal ini membantu kita menangani data dan informasi yang berlebihan. Ketika mengatur Mind Map, kita memulai mengelompokkan informasi sehingga hubungan antara ide-ide memiliki makna.
Pada tahap ini kita masih menggunakan sebagian besar dari perspektif logis otak kiri, tetapi pada saat yang sama menciptakan sebuah gambar yang menarik di otak kanan (dalam benak kita).
Jadi akan secara otomatis mengubah data menjadi informasi dan informasi menjadi pengetahuan ketika membuat dan memperbaiki mind maps. Pengetahuan ini tidak hanya terdiri dari kata kunci pada topik, tetapi juga warna, posisi dan koneksi topik, serta gambar, batas-batas, informasi tugas, prioritas, catatan topik, file lampiran, dan semua hyperlink ke dokumen lain , halaman web dan sumber daya. Ini semua untuk membuat jumlah pengetahuan yang terkandung dalam Mind Map. Kekayaan representasi pengetahuan visual ini membuat mind maps menjadi alat manajemen pengetahuan yang sangat baik, sehingga ketika kita membutuhkan informasi, hal itu benar ada dalam format yang mudah dipahami, dan dengan semua kekayaan informasi dan data di balik itu.
Memiliki pengetahuan secara grafik dengan cara ini merupakan bantuan besar untuk melangkah ke jenjang berikutnya dimana kita memperoleh hikmat dan pengertian yaitu di mana kita mendapatkan gambaran dari prinsip-prinsip dan pola yang mendasari dalam pengetahuan, dan karena itu dapat mengusulkan prinsip-prinsip yang dapat mendorong proses brainstorming untuk solusi baru dan inovatif.