Model Bisnis Long Tail Pada Era Ekonomi Digital
Istilah ”The Long Tail” pertama kali dipopulerkan oleh Chris Anderson dalam suatu artikel yang dimuat majalah ”Wired” bulan oktober 2004. Istilah ini mendeskripsikan strategi bisnis pada segment pasar tertentu seperti yang dilakukan oleh Amazon.com atau Netflix, yang menjual sejumlah besar item unik dimana masing-masing memiliki kuantitas yang sedikit ke pangsa pasar yang besar. Anderson menuangkan konsep ini pada bukunya yang berjudul ”The Long Tail : Why the Future of Business Is Selling Less of More”
Dengan adanya pilihan produk yang banyak, populasi customer yang besar, sejumlah stok barang yang diabaikan dan cost distribusi yang terjadi, maka pola pemilihan dan pembelian produk dari suatu populasi dapat digambarkan dengan kurva distibusi power law atau kurva distribusi Pareto. Hal ini menyiratkan bahwa pasar memiliki kebebasan pilihan yang tinggi akan membuat derajat inequality sebesar 20% dari produk hits dari 80% produk non hits. Hal ini dikenal dengan prinsip Pareto atau aturan 80-20.
Konsep Long Tail telah menciptakan dasar-dasar pengaplikasian konsep, riset dan eksperimen yang banyak diterapkan tidak hanya pada bisnis online dan media masa tetapi juga pada industri micro finance (Grameen Bank), inovasi user-driven (Eric von Hippel), mekanisme social networking (crowdsourcing, crowdcasting, Peer-to-peer), model ekonomi dan marketing (viral marketing).
Anatomi Model Long Tail
Frekwensi distribusi pada konsep Long Tail sudah dipelajari oleh para ahli statistika sejak tahun 1946. Kombinasi distribusi dengan biaya inventori dari bisnis ini memungkinkan adanya profit yang signifikan dengan cara menjual item yang dikategorikan sebagai barang non hits dengan jumlah stok sedikit dibandingkan dengan hanya menjual item yang dikategorikan sebagai barang hits dengan jumlah besar ke pada customer.
Gambar 1 Frekwensi Distribusi Long Tail
Sejumlah besar pasar yang merespon penjualan barang berkategori diabaikan inilah yang di istilahkan dengan Long Tail. Dari model tersebut, dapat di identifikasi peluang terjualnya produk ke suatu pangsa pasar yang hanya bisa ditemukan dengan pelayanan secara online.
Gambar 2 Pertumbuhan Pasar
Penerapan Bisnis Model Long Tail
Penerapan model ini dapat menjadikan pengembangan strategi terhadap suatu bidang industri untuk lebih memperluas ataupun mempertajam bisninsya di berbagai sektor.
Sebagian besar dari pengusaha bisnis internet telah memperluas bisnisnya dengan menerapkan konsep Long Tail. Seperti yang dilakukan oleh eBay (auctions), Yahoo! dan Google (web search), Amazon (retail) dan iTunes Strore (music) begitu pula dengan pengusaha internet lebih kecil seperti Audble (buku audio) dan Netflix (video rental).
Dengan terbatasnya keefektifan media promosi tradisional, peran media internet menjadi lebih besar dalam menarik pembeli dan mendongkrak penjualan. Niche produk utama atau produk-produk non hit memiki jumlah yang sangat besar, disisi lain perdagangan online melalui internet dapat menstok secara virtual semua barang atau product. Hal ini membuat terbosan baru bagi penjualan produk-produk non hit pada niche market yang luas.
Kelompok pasar ini akan melakukan transaksi melalui media ini karena kebutuhan spesifik mereka dapat terpenuhi dengan baik. Dengan menerapkan strategi Long Tail telah membuka peluang mendapatkan dan mengembangkan profit pada suatu market yang sebelumnya diabaikan.