Implementasi TI Dari Perspektif Bisnis
Peran penting TI saat ini bagi kehidupan umat manusia, organisasi dan bisnis, tidak dapat disangkal lagi. Kemajuan demi kemajuan TI, dikaji dan dikembangkan dari sisi sain dan teknik aplikasinya, seperti teknologi web, mobile, cloud computing dsb. Kajian aplikasi dari sisi teknikal, sudah banyak dilakukan, bahkan terkesan menjadi satu-satunya kajian yang layak dilakukan. Fenomena ini dapat dilihat dari minimnya penelitian/tesis yang dilakukan para mahasiswa yang mengangkat topik dan masalah dari sisi atau pandangan bisnis. Apalah artinya teknologi kalau tidak membawa dampak pada kenaikan kesejahteraan. Kajian bisnis memandang Implementasi TI, hanya dapat dilakukan manakala total hasil atau benefit dari implementasi suatu TI lebih besar dari pengorbanan-pengorbanan akibat penerapan TI, salah satunya adalah berapa biaya yang harus dikeluarkan, serta resiko yang ditimbulkan. Dari sisi biaya yang harus dikeluarkan untuk implementasi teknologi yang baru, dapat dipandang sebagai sutu investasi, yang layak dilakukan jika hasil yang diperoleh lebih besar dari alternatif investasi di bidang lain.
Kajian dari perspektif teknikal, yang memandang hanya dari aspek teknis saja, bisa menjerumuskan dan akhirnya tidak bisa memberikan nilai tambah untuk penerapannya. Hal ini dimaklumi, karena aspek teknis lebih menarik, mudah didapatkan sumber data dan kepastian, sementara kajian bisnis, selain kompleksitas, juga banyaknya variabel dan ketidak pastian, tetapi harus dilakukan. Pemilik, pimpinan bisnis, para manajer bisnis sangat membutuhkan kajian bisnis, untuk mengambil keputusan berkaitan dengan pengembangan dan pemeliharaan manfaat dan konstribusi implementasi TI bagi perkembangan dan kontinyuitas bisnis, apakah implementasi TI memberikan konstribusi pada kinerja manajemen maupun operasional proses bisnis.
Perspektif bisnis bagi implementasi TI, dapat ditujukan pada dua domain implementasi TI, yaitu untuk individual proyek implementasi atau aplikasi dan untuk keseluruhan implementasi TI pada Perusahaan, yang dikenal dengan portofolio aplikasi, yang meliputi proyek-proyek aplikasi baru dan pengembangan, serta aplikasi yang dalam operasional. Pada tulisan ini saya hanya akan fokus pada domain individual proyek aplikasi, pada bagian kedua nanti akan dibahas dari domain portofolio implementasi TI dalam perusahaan. Kajian pada keduanya mensyaratkan pemahaman yang mendalam tentang biaya-TI dan benefit-TI, dalam bentuk tangibel dan intangibel, serta benefit yang langsung dan bebefit secara tidak langsung. Benefit diartikan sebagai dampak positif dari implementasi TI, seperti disampaikan oleh Marc J Schniederjans dkk, dalam bukunya Information Technology Investment (2010,p.59), dapat diukur dari konstribusi TI pada kinerja keuangan, kinerja bisnis dan kinerja strategis dari suatu perusahaan.
Ketika perusahaan bermaksud untuk mengimplementasikan suatu TI, maka perusahaan harus dapat memastikan bahwa proyek implementasi tersebut layak dilakukan dan perusahaan bersedia membiayai atau investasi untuk TI tersebut. Model penilaian kelayakan konvensional dengan menggunakan model Financial atau keuangan saja tidak cukup, karena yang sering digunakan untuk perhitungan benefit yang pada kebanyakan TI tidak didapatkan secara langsung dari implementasinya dan sebagian benefitnya tidak dapat dihitung secara finansial. Pendekatan atau model kelayakan dapat dikembangkan berdasarkan benefit atau manfaat seberapa besar konstrbusi TI tersebut pada tiga perpektif bisnis atas biaya yang dikorbankan. Model ini sering dikenal dengan Nilai Bisnis dari TI yang dihitung didepan atau diforcast. Investasi untuk implementasi TI baru dilakukan jika proyek yang diusulkan diyakini memberikan Nilai bisnis, atau konstrusi pada kinerja Finansial, kinerja Bisnis dan kinerja Strategis yang memadai.
Perhitungan dan kajian kinerja keuangan, dapat menggunakan teknik dan model analisis investasi seperti ROI, ROE, ROS, EPS, PBP dsb. Pengukuran dan analisis kinerja bisnis dengan menggunakan : Efektivitas Biaya; Kecepatan Layanan; Pengiriman-tepat-waktu; kompetensi-karyawan; Peningkatan- Tawaran; Perluasan Pasar dll. Sementara untuk mendapatkan nilai atau ukuran konstribusi pada kinerja strategis dengan maksimalisasi dukungan pada tindakan-tindakan strategis, pada area-area penting atau Critical Success Factors. Jika diperlukan satu angka penilaian dari ketiga dimensi tersebut dapat memberikan bobot untuk masing-masing dimensi yang ditentukan dan disepakai bersama.
Perspektif bisnis, secara komprehensif memandang implementasi TI, bukan hanya dari kajian keuangan saja yang menekankan pada untung dan rugi, melainkan juga dari kajian bisnis seberapa besar konstribusinya pada pencapaian sasaran bisnis dan seberapa besar dukungannya pada pelaksanaan tindakan-tindakan faktor penentu keberhasilan strategis. Jika setiap kali perusahaan akan implementasikan suatu TI, dilaksanakan dengan perencanaan komprehensif, menggunakan pendekatan Manajemen Proyek, dikaji kelayakan proyek berdasarkan perspektif bisnis, semua implementasi TI dikelola menggunakan manajemen portofolio, niscaya implementasi TI di perusahaan dapat memberikan nilai konstribusi yang memadai demi keberlangsungan usaha untuk menghadapi persaingan bisnis yang makin ketat.