Design Sprint : Desain Produk Dalam 5 Hari
Design Sprint merupakan salah satu metodologi yang diciptakan oleh Google yang membantu tim untuk menyelesaikan dan menguji masalah dalam 2-5 hari atau sesuai dengan target yang ditetapkan oleh seorang Design Master dengan menggabungkan dua konsep yaitu Sprint dari Agile dan Design Thinking oleh IDEO.
Sebagai sebuah perusahaan yang baru mulai, startup tentunya perlu mengembangkan produknya ke pasar yang luas. Namun startup biasanya ada dalam fase bootstrap alias hemat, dan tidak punya banyak modal untuk riset pasar berbulan-bulan dan iterasi produk berkali-kali.
“Build, Learn, Measure”, sebuah istilah yang dipopulerkan oleh Eric Ries melalui bukunya “Lean Startup” yang kemudian menginspirasi banyak startup untuk mengukur kesuksesan sebuah produk dan desain melalui user testing. Namun karena minimnya sumber daya untuk melakukan user testing tersebut, design sprint menjadi sebuah strategi yang tepat karena prosesnya yang singkat dan tidak butuh banyak biaya.
Apa tahapan dari Design Sprint ?
- Understand
Di hari pertama, tim akan mengumpulkan beberapa pengguna atau calon pengguna untuk sesi wawancara secara singkat. Pengguna diminta untuk bercerita mengenai masalah tertentu (yang berhubungan dengan produk yang akan dibuat) yang mereka hadapi, serta bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian hasil wawancara tersebut menjadi bahan diskusi bersama semua anggota tim dalam perusahaan yang biasanya terdiri dari CEO, CFO, developer, desainer, product manager, dan lain-lain. Pada hari pertama ini masih termasuk dalam tahap brainstorming. Pada akhir hari pertama, akan ditemukan struktur permasalahan yang hendak dipecahkan melalui proses desain di hari berikutnya.
- Diverge
Setelah proses diskusi yang dilakukan di hari pertama, di hari kedua ini semua tim secara individual diminta untuk memberikan ide sebanyak-banyaknya sebagai solusi atas permasalahan yang ada. Dari semua ide tersebut, masing-masing anggota tim kemudian melakukan rancangan kasar di atas kertas agar semua orang bisa mendapatkan bayangan bagaimana aplikasi dari ide tersebut.
- Decide
Tim kembali berkumpul untuk memutuskan secara voting, rancangan mana yang terbaik. Di sini proses diskusi untuk brainstorming sangat minim, di mana ide terbaik diputuskan oleh suara terbanyak. Ide dengan suara paling banyak kemudian difinalisasi menjadi desain yang lebih rapi untuk tahap pengembangan awal. Untuk memotong waktu, proses desain tidak dilakukan menggunakan Photoshop, tapi dengan software presentasi semacam keynote atau powerpoint.
- Prototype
Tim developer akan membuat prototipe dari desain yang sudah dibuat di hari sebelumnya. Prototipe ini sekadar menampilkan secara kasar, bagaimana tampilan fitur utama dari aplikasi yang ingin diluncurkan tersebut. Yang penting bisa dites dan dicoba oleh pengguna. - Validate
Prototipe yang jadi di hari sebelumnya, pada hari kelima ini dilempar ke para tester, dengan tujuan untuk mendapatkan feedback dari mereka. Apa saja hal yang bagus, dan apa saja yang kurang. Hasil dari design sprint ini secara cepat bisa dikembangkan karena sudah mengalami proses prototipe dan validasi pengguna.
Sumber: