School of Information Systems

TENTANG PENGUKURAN NILAI BISNIS TEKNOLOGI INFORMASI

Beberapa penelitian telah dikhususkan untuk mengukur nilai bisnis atau biaya TI di tingkat bisnis, tetapi tidak ada yang memberikan bukti konklusif bahwa uang yang dihabiskan untuk TI secara otomatis mengarah pada peningkatan kinerja organisasi. Strassmann, peneliti, dengan tegas menyatakan  bahwa tidak ada korelasi antara kinerja perusahaan dan total biaya TI. Harris dan Katz juga telah membuktikan bahwa perusahaan berkinerja tinggi menghabiskan proporsi pendapatan yang jauh lebih tinggi untuk TI dibanding dengan perusahaan berkinerja rendah. Kesimpulan utama dari penelitian-penelitian itu menyatakan bahwa tidak ada satupun pengukuran dalam suatu organisasi atau bisnis yang tersedia untuk menetapkan nilai dari TI, sehingga banyak cara mengukur. Oleh karena itu, berbagai pengukuran untuk mencerminkan hubungan itu pada tingkatan yang berbeda diperlukan. Prinsip yang mendasari penilaian nilai bisnis, misalnya, TI harus dapat diperoleh dari peningkatan kinerja organisasi, sebagai hasil penerapan TI. Oleh karena itu, pengukuran nilai bisnis TI harus dikaitkan dengan pengukuran peningkatan kinerja organisasi dalam berbagai aspek.

Kinerja perusahaan menjadi lebih baik dapat dicapi melalui banyak cara. Tiga diantaranya adalah  aspek kinerja keuangan, aspek peningkatan kinerja bisnis, dan aspek peningkatan kinerja strategi dilihat dari sisi peningkatan efektifitas, efisiensim dan produktifitas. Dengan demikian pengukuran nilai bisnis TI berkaitan dengan hubungan antara biaya TI dan kontribusinya terhadap peningkatan kinerja organisasi.

Keuangan. Meningkatkan kinerja keuangan (mengurangi atau menghindari biaya operasional dan tenaga kerja, meningkatkan produktivitas dan pendapatan bisnis) melalui trdsional aplikasi TI pf TI untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Kinerja keuangan diukur dengan indikator keuangan seperti profitabilitas, produktivitas, pendapatan, dll. Dari sisi profitabilitas, profitabilitas dapat ditingkatkan ketika biaya operasional diturunkan, dengan cara meningkatkan produktivitas dan efisiensi melalui TI.

Bisnis. Meningkatkan kinerja bisnis (memperbesar pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, mempersingkat waktu pemenuhan pesanan, dll) melalui aplikasi IT yang inovatif (aplikasi internet, aplikasi intranet, aplikasi ekstranet). Kinerja bisnis diukur dengan indicator daya saing, penjual produk baru, waktu produksi, waktu distribusi, kepuasan pelanggan, dll. Untuk mengkaitkan hubungan biaya TI dengan peningkatan kinerja bisnis, maka diperlukan fokus pada hasil kegiatan organisasi di pasar, dan diperlukan ukuran kinerja bisnis yang berorientasi eksternal.

Strategi. Meningkatkan kinerja strategis dengan mengkonfigurasi ulang jaringan bisnis yang melibatkan penciptaan dan pengiriman produk dan layanan, atau bahkan sepenuhnya menggantikannya dengan TI, sehingga mengkonfigurasi ulang ruang lingkup bisnis. Kinerja strategis diukur dengan indicator kesesuaiannya dengan tujuan tertentu dari manajemen, misalnya factor-faktor sukses yang kritis (CSF). Kinerja strategis dapat diukur dengan sejauh mana suatu organisasi mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilannya dan aktivitas paling kritis organisasi yang menyumbang sebagian besar keberhasilannya.

Suroto Adi