School of Information Systems

Pengenalan Prototype pada UX (Part 1)

User Experience yang baik tidak mudah didapatkan. Butuh waktu yang tidak sedikit pada proses product development, dari konseptualisasi hingga penyampaian terakhir. Proses design ini juga mencakup sesi user testing yang cukup melelahkan, selain itu tanpa mockup dan wireframe, user testing tidak dapat berjalan. Harus ada interaktifitas antara user dan apps, jika tidak, maka user tidak dapat merasakan bagaimana produk berjalan.

APA ITU PROTOTYPE?

Prototype bukanlah hasil akhir. Banyak client yang berpikiran bahwa prototype adalah hasil akhir dari sebuah produk. Banyak desainer yang kesulitan dalam menghadapi hal ini. Selain itu wireframe dan mockup tidak termasuk sebagai prototype. Mengapa? Karena Prototype memiliki tingkat interaktivitas yang tinggi.

Jadi, apa itu prototype? Prototype adalah simulasi dari hasil akhir sebuah produk. Seperti mockup interaktif yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Tujuan utama dalam pembuatan prototype adalah untuk menguji apakah flow dari sebuah produk sudah lancar dan konsisten.

Prototype dapat menyediakan pandangan kepada user. Prototype tidak hanya membantu dalam menguji ketelitian dan kegunaan dari desain yang kita buat, tetapi juga dapat membuka inovasi baru yang sebelumnya tidak kita duga.

4 MAIN QUALITIES PADA PROTOTYPE

Ada 4 main qualities yang harus diperhatikan pada sebuah prototype, yaitu:

  • Representation: wujud actual dari prototype, yaitu kertas dan mobile atau HTML dan desktop
  • Precision: ketelitian dari prototype, artinya detail, kesempurnaan dan keaslian
  • Interactivity: fungsionalitas terhadap user, seperti sudah sepenuhnya fungsional, fungsional sementara saja, atau hanya dapat dilihat saja.
  • Evolution: Lifecycle dari prototype. Beberapa dibentuk dalam waktu yang lama, telah diuji, dibuang, lalu diganti dengan versi yang telah diperbaharui (ini dikenal dengan “rapid protoyping”). Yang lainnya mungkin sedang dibangun dan dikembangkan, sehingga berubah menjadi produk akhir.

Kesalahpahaman yang sering terjadi mengenai prototype yaitu protoyping hanya perlu dilakukan sekali atau dua kalipada akhir proses desain, ini tidak benar. Menurut UXpin.com, terdapat motto yaitu “test early test often”.

Prorotype harus dilakukan sebanyak mungkin, bahkan dari ide pertama yang paling mendasar. Prototype bukan hanya sbeuah beta test saja, prorotype merupakan versi dari produk yang akan digunakan untuk testing. Jadi, walaupun prototype hanya di kertas saja, tidak jadi masalah.

REFERENSI

What a Prototype Is (and Is Not). (n.d.). Retrieved from UXMagazine: https://uxmag.com/articles/what-a-prototype-is-and-is-not

What Is a Prototype: A Guide to Functional UX (n.d.). Retrieved from UXPin: https://www.uxpin.com/studio/blog/what-is-a-prototype-a-guide-to-functional-ux/

Evelyn Pricilia