School of Information Systems

Mengenal Paper Prototyping

Paper prototyping adalah sebuah teknik menggambarkan user interface di atas kertas sehingga memungkinkan untuk dirancang, disimulasikan, dan diuji dengan cepat. Walaupun teknik ini terlihat sederhana, teknik ini efektif digunakan sejak 1980-an dan kemungkinan besar akan lanjut digunakan di masa depan karena bukti kesuksesannya.

http://uniteux.com/assets/uploads/2014/09/prot2.jpg

Cara kerja paper prototyping, yaitu pertama kali kita harus menentukan tasks yang akan dicapai oleh user. Lalu, screen shots atau gambar komponen user interface,  seperti windows, menu, popup messages, dan lainnya, yang dapat membantu user mencapai tasks. Lakukan usability test dengan satu atau dua orang developers bekerja menjadi ‘komputer’ untuk simulasi cara kerja tampilan. User diberikan tasks untuk berinteraksi langsung dengan prototype.

http://usabilitygeek.com/wp-content/uploads/2012/08/Paper-Prototyping-As-A-Usability-Testing-Technique-session.jpg

Paper prototyping digunakan untuk:

  1. Komunikasi Ide

Berada di antara designers, developers, users, dan stakeholders lainnya di tahap awal user-centered design process.

  1. Teknik Usability Testing

Observasi interaksi manusia dengan user interface bahkan sebelum tampilan dirancang dan dikembangkan.

Tentu paper prototyping tidak dapat menggantikan digital prototyping secara menyeluruh. Namun, paper prototyping menawarkan beberapa keuntungan, yaitu:

  1. Rapid Iteration

Dengan prototyping di kertas, kita dapat membuat, mengubah, maupun membuang banyak versi dari tampilan tanpa membuang banyak waktu.

  1. Inexpensive

Tools yang digunakan hanya kertas dan alat tulis lain untuk mendukung paper prototyping.

  1. Increased Creativity

Designers bebas untuk berkreatifitas dan menyalurkan ide baru dibandingkan dengan menggunakan software.

  1. Team-building

Menggambar, memotong, dan menempel kertas dapat membangun kesatuan tim dan meningkatkan semangat.

  1. Less Learning Curve

Semua orang dapat menggambarkan idenya walaupun tidak memahami penggunaan software prototyping, seperti marketing, development, atau stakeholders yang terlibat.

  1. Automatic Documentation

Paper prototyping adalah dokumen tangible. Ide atau koreksi tambahan dapat langsung dituliskan untuk pengembangan di masa depan.

Adapun beberapa kerugian yang diakibatkan oleh paper prototyping, yaitu:

  1. No gut reactions

Sedetil apapun paper prototyping, tidak akan bisa mengalahkan experience dalam menggunakan digital prototyping.

  1. Inaccurate Feedbacks

Paper prototyping memerlukan imajinasi yang kuat. Interpretasi user bisa berbeda dengan interpretasi designer sehingga ada kemungkinan ketidaksesuaian feedback user.

  1. Extra Steps

Bagi beberapa orang akan lebih cepat bekerja membangun digital low-fidelity prototype menggunakan software karena pada akhirnya paper prototype juga akan dipindahkan ke dalam software.

Referensi

Cao, J., n.d. Paper Prototyping: The 10-Minute Practical Guide. [Online]
Available at: https://www.uxpin.com/studio/blog/paper-prototyping-the-practical-beginners-guide/
[Accessed 20 January 2017].

Mifsud, J., 2012. Paper Prototyping As A Usability Testing Technique. [Online]
Available at: http://usabilitygeek.com/paper-prototyping-as-a-usability-testing-technique/
[Accessed 20 January 2017].

Snyder, C., 2001. Paper prototyping. [Online]
Available at: https://www.csee.umbc.edu/courses/undergraduate/345/spring11/mitchell/Assignments/CSnyderPaperPrototyping.pdf
[Accessed 20 January 2017].

Christy Tanudjaja