School of Information Systems

Development Business Process Reengineering

Pengertian dari Business Process Reengineering

Business Process Reengineering (BPR) adalah proses bisnis berdasarkan pemikiran ulang dan perancangan kembali yang radikal untuk mencapai peningkatan drastis dalam segi ukuran performa yang kritikal dan mengikuti jaman, seperti biaya, kualitas, layanan dan kecepatan (Hammer and Champy, 1993).

Tujuan BPR

iti1

Reengineering dimulai dengan misi perusahaan, tujuan strategis dan kebutuhan pelanggan. BPR berperan sebagai private sector technique untuk membantu organisasi secara fundamental tentang pemikiran bagaimana mereka meningkatkan layanan pelanggan, mengurangi biaya operasional, dan menjadi kompetitor berkelas dunia.

Alasan dilakukannya reengineering adalah:

  • Pengembangan terus-menerus yang sudah mencapai batas akhir.
  • Pelanggan telah berpaling kepada kompetitor.
  • Perubahan pada kebutuhan pelanggan.
  • Pesatnya perkembangan teknologi yang menghasilkan peluang.
  • Fundamental shifts.

Faktor Kesuksesan BPR diantaranya adalah:

  1. Kepemimpinan yang Setara (Egalitarian Leadership)

Top Management harus menyediakan sarana komunikasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman satu sama lain (Open Communication), mempercayai dan menggunakan ide dari karyawan.

  1. Suasana Kerja yang Kolaboratif (Collaborative Working Environment)

Karyawan dapat berinteraksi dengan orang lain, percaya diri dan dapat bekerja dalam tim.

  1. Komitmen dari Top Management

Top Management harus memiliki pengetahuan yang jelas seputar keadaan di perusahaan dan juga tentang proyek BPR. Pengetahuan tentang BPR sangat dibutuhkan agar Top Management dapat berekspektasi realistis untuk hasil akhirnya.

  1. Perubahan Sistem Manajemen

Perubahan yang terjadi dapat berupa pembaruan sistem penghargaan, pengukuran performa, pelatihan dan edukasi kepada karyawan secara berkala.

  1. Penggunaan Teknologi Informasi

Teknologi informasi berperan penting dalam pengembangan BPR. Dalam BPR, dibutuhkan teknologi komunikasi yang up-to-date untuk membuat open communication, berbagi informasi, dan melancarkan collaborative team.

Di balik faktor kesuksesan, ada pula faktor yang memungkinkan kegagalan BPR. Salah satu dari faktor kegagalannya  adalah penolakan perubahan. Faktor manusia tentu sangat berpengaruh dalam proses bisnis.  Biasanya penolakan terjadi karena keraguan atas masa depan dari perubahan BPR termasuk kehilangan pekerjaan dan wewenang.

Elemen Business Reengineering

iti2

Contoh Pengaplikasian BPR dalam Proses Product Development di Perusahaan Xerox

Sebelum Pengaplikasian BPR

iti3

Proses pengembangan produk harus dilakukan secara berurutan. Sehingga, pekerja harus menunggu sampai tahap-tahap sebelumnya telah selesai untuk melanjutkan pengembangan produk.

Setelah Pengaplikasian BPR

iti4Proses pengembangan produk dilakukan secara bersamaan menggunakan database yang terintegrasi dan sistem computer-assisted design.

Pengaplikasian BPR menghasilkan hilangnya bottlenecks dan keterlambatan, pengembangan produk yang cepat dan respon tepat terhadap kebutuhan pasar.

Daftar Pustaka

John Jeston, Johan Nelis,. (2008). Business process management: practical guidelines to successful implementations. 02. ELSE. Amsterdam. ISBN: 978-0-75-068656-3.

Neda Abdolvand Amir Albadvi Zahra Ferdowsi,  (2008), “Assessing readiness for business process reengineering”, Business Process Management Journal, Vol. 14 Iss 4 pp. 497 – 511

Christy Tanudjaja