School of Information Systems

Dasar-Dasar dalam Mengembangkan Kepariwisataan

Wisatawan adalah pengunjung yang  sedikitnya tinggal selama 24 jam di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya dengan tujuan perjalananya dapat diklasifikasi sebagai:

                        • Pesiar (leisure), yaitu seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan.

                        • Hubungan dagang (business), konperensi dan misi ( Yoeti, 1983: 123).

Menurut Convention Concerning Customs Facilites For Touring, wisatawan adalah setiap orang yang datang di sebuah negara karena alasan yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan  selama-lamanya enam bulan dalam tahun yang sama. (www.unece.org/trans/conventn/Touring-1954e.pdf). Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan. Sehingga wisatawan adalah orang yang berkunjung setidaknya 24 jam dan datang berdasarakan motivasi mengisi waktu senggang seperti bersenang-senang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, olahraga, serta bisnis. Sedangkan ekskursionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.

Wisatawan (menurut PBB) adalah orang yang selama 24 jam atau lebih melakukan perjalanan di negara yang bukan merupakan tempat kediamanya sehari hari. Jadi terdapat :

  1. Wisatawan (tourist), adalah pengunjung yang tinggal menetap sekurangnya 24 jam di negara yang ia kunjungi dengan maksud : Menggunakan waktu luang (leisure time) seperti untuk rekreasi, libur, cuti, berobat, studi, olahraga; dan Tujuan bisnis, mengunjungi keluarga, rapat-rapat dinas atau misi tertentu.
  2. Pelancong (excursionist), yaitu orang-orang yang datang mengunjungi suatu negara dalam jangka waktu kurang dari 24 jam dan tidak bermalam di tempat yang ia kunjungi. termasuk dalam kategori ini adalah pelancong kapal pesiar, dan awak kapal lainnya.

Plog (1972) dan Pitana (2005), menjelaskan konsep sosiologi tentang wisatawan menjadi sangat penting, mereka  mengelompokkan tipologi wisatawan sebagai berikut:

  1. Allocentris, yaitu wisatawan hanya ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, bersifat petualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat local.
  2. Psycocentris, yaitu wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah tujuan wisata sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan di negaranya.
  3. 3.      Mid-Centris, yaitu terletak diantara tipologi Allocentris dan Psycocentris

Menurut Pitana (2005), tipologi wisatawan perlu diketahui untuk tujuan perencanaan, termasuk dalam pengembangan kepariwisataan, tipologi yang lebih sesuai adalah tipologi berdasarkan atas kebutuhan riil wisatawan sehingga pengelola dalam melakukan pengembangan objek wisata sesuai dengan segmentasi wisatawan. Pada umumnya kelompok wisatawan yang datang ke Indonesia terdiri dari kelompok wisatawan psikosentris (Psycocentris). Kelompok ini sangat peka pada keadaan yang dipandang tidak aman dan sangsi akan keselamatan dirinya, sehingga wisatawan tersebut enggan datang atau membatalkan kunjungannya yang sudah dijadualkan (Darsoprayitno, 2001)