School of Information Systems

UX Design Process

UX Design Process

Sandi

 

            Di dalam kita membuat sebuah proyek UX (user experience) kita perlu mengikuti tahapan-tahapan di dalam mendesign UX itu sendiri, tujuannya agar kita bisa mendapatkan pengalaman pengguna yang sesuai dengan kebutuhan pengguna itu sendiri dan design pada aplikasi ataupun website kita semakin meningkat. berikut ini adalah tahapan dalam UX design process :

  1. Understand

Di dalam pembuatan sebuah design, kita harus melihat dari sebuah masalah yang ada, kita harus dapat memahami masalahnya dan setalah itu kita dapat memberikan solusi dari masalah yang ada. Pada tahapan ini, kita dapat melakukan pertemuan dengan klien untuk mendapatkan user requirement dari pada klien, melakukan pertukaran pendapat dengan kita menunjukkan produk yang sudah ada untuk mendapatkan umpan balik dari mereka, selain itu kita juga dapat melakukan wawancara serta membuat persona (dokumentasi yang berisi penjelasan tentang karakteristik user digabungkan dengan tujuan, kebutuhan dan ketertarikannya yang menjadi target user yang didapatkan dari hasil penelitian tentang user yang sesuai target).

  1. Research

Setelah kita mengerti apa yang diinginkan oleh klien, kita dapat melakukan research untuk merancang pengalaman pengguna. Banyak hal yang dapat dilakukan pada tahapan research ini, seperti secondary research, competitive analysis, dan user research.

  • Pada secondary research, kita dapat mencari literature yang mendukung ide apakah ide tersebut sudah pernah diimplementasikan di negara lain atau tidak.
  • Competitive analysis, kita membandingkan ide atau proyek yang ingin dijalankan dengan solusi yang sudah ada, kita dapat membandingkan strong dan weakness dari masing-masing solusi dan setelah itu kita dapat menentukan strategi apa yang dapat membuat proyek kita lebih unggul daripada competitor.
  • User research adalah cara kita untuk mengetahui tanggapan dari calon user, tahapan dari user research adalah : Menentukan group of use, Merencanakan keterlibatan pengguna, Mengadakan penelitian ( seperti: wawancara dan survei ), validasi dari user ( akan digunakan pada tahap selanjutnya: Analysis ), Menghasilkan sebuah user requirements.
  1. Sketch

Pada tahapan ini, kita mulai melakukan kegiatan men-sketsa, kita menentukan tata letak dari menu, gambar atau lain-lainnya. Sketsa dapat dilakukan pada kertas dan kita dapat membagikan ide yang sudah kita buat pada kertas, kepada klien kita.

  1. Design

Pada tahapan ini, kita membuat design prototype sebelum dilakukan coding. Kita dapat membuat mockup, wireframe, serta prototype. Pada tahapan design ini, kita sudah memikirikan dan mendesign tata letak menu, warna tulisan, font pada tulisan dan lain-lain. Apa perbedaan dari wireframe, mockup dan prototype ?

  • Wireframe dapat disebut sebagai blueprintdalam arsitektur. Tujuan dibuatnya wireframe bukan desain visual, namun menyampaikan susunan, struktur, layout, navigasi dan organisir konten. Maka dari itu, biasanya wireframe dibuat dengan warna hitam putih. Wireframe lebih menekankan isi dari konten.
  • Berbeda dari wireframemockup menyampaikan aspek desain visual, termasuk gambar, warna, dan tipografi. Mockupmemberikan gambaran secara detail sebelum produk dibuat.
  • Prototypedapat diklik dan anda akan mendapat respon. Prototypemensimulasikan bagaimana user berinteraksi dengan user interface secara nyata, meningkatkan komunikasi yang efektif sehingga memungkinkan desainer untuk menguji user journey dan menemukan masalah potensial pada tahap awal.
  1. Implement

Setelah semuanya sudah selesai, kita dapat melakukan implementasi untuk dapat digunakan oleh end user. Implementasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti beta dan live product.

Tahapan Beta untuk memastikan bahwa standar dipenuhi , spesifikasi dapat digunakan dan jaminan kualitas sebelum Live release.

Pada saat Live release, dipastikan sistem telah dapat digunakan secara massal dan jika terdapat masalah maka akan dilakukan pemeliharaan ( maintenance ) secara berkala.

  1. Evaluate

Ketika mengimplementasi produk, tentu kita perlu melakukan evaluasi dengan tujuan produk yang kita implementasi semakin baik. Proses evaluasi dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada produk yang kita implementasi :

  • Apakah sistem dapat digunakan?
  • Apakah mudah digunakan untuk pengguna akhir?
  • Apakah fleksibel dan mudah diubah?
  • Apakah ini memberikan solusi yang diinginkan untuk masalah pengguna?
  • Apakah produk tersebut memiliki kredibilitas yang membuat seseorang ingin menggunakannya karena pengalaman yang diberikan dari sistem?

Referensi :

https://uxplanet.org/user-experience-design-process-d91df1a45916

https://sis.binus.ac.id/2016/07/29/user-experience-design-process/

https://sis.binus.ac.id/2018/01/19/perbedaan-wireframe-mockup-dan-prototype/

Risky Tri Sandi