School of Information Systems

Tiga Kunci untuk Bagian Keuangan dapat Menerapkan Cloud di Masa Depan

Dengan meningkatnya persaingan dari fintech, biaya penyimpanan data lokal dalam jumlah besar yang diatur secara ketat, dan konsumen yang mengharapkan layanan cepat dan tanpa hambatan, organisasi jasa keuangan sangat menyadari bahwa mereka perlu memodernisasi infrastruktur mereka agar tetap kompetitif.

Terdapat beberapa hambatan untuk menerapkan cloud. Mungkin hambatan paling signifikan terhadap transformasi digital layanan keuangan adalah sistem legacy yang rumit dan tidak efisien—dibangun untuk tujuan tertentu atau diwariskan melalui akuisisi historis. Meskipun mereka pernah melayani industri dengan baik. Sistem ini dapat membuat membuat aplikasi, produk, dan layanan baru yang gesit yang menarik bagi konsumen digital saat ini di seluruh pasar ritel dan komersial.

Pindah ke cloud memungkinkan bisnis secara bertahap memisahkan aplikasi dari sistem lama untuk meminimalkan gangguan saat merampingkan operasi, mengurangi biaya, dan mengaktifkan fungsionalitas digital baru untuk online.

Misalnya, dengan menghubungkan pada tingkat application programming interfaces (API), dapat mengaktifkan cara baru yang saling menguntungkan untuk berkolaborasi, seperti:

  • Mengembangkan hubungan dengan penyedia layanan pihak ketiga untuk membantu membuat digital customer journey yang baru,
  • Membangun hubungan dengan fintech untuk membantu mempercepat time-to-market untuk layanan baru dan mengeksplorasi peluang pendapatan

Organisasi jasa keuangan semakin melihat kebutuhan—sekarang lebih dari sebelumnya—untuk beralih ke cloud.  Terdapat tiga kunci yang dapat membantu sebuah bisnis menjadi cloud, antara lain:

  • Identifikasi “why” di balik migrasi cloud

Menurut Deloitte’s Global Risk Management Survey, edisi ke-11, 60 persen responden jasa keuangan menempatkan cybersecurity di antara tiga tantangan utama mereka. Faktor-faktor seperti meningkatnya penggunaan teknologi seluler oleh pelanggan, menjamurnya perangkat yang terhubung dengan Internet of Things (IoT), dan meningkatnya jumlah pelanggaran keamanan siber hanya memperburuk masalah keamanan. Tantangan ini dapat memengaruhi pembelian, yang dapat membatasi keberhasilan migrasi cloud perusahaan. Melakukan percakapan lintas departemen akan membantu menetapkan tujuan internal.

Selain itu, identifikasi kasus bisnis tertentu—berdasarkan prioritas bisnis utama —untuk membantu memperkuat “why” di balik migrasi cloud. Misalnya, meningkatkan pengalaman pelanggan merupakan fokus yang semakin strategis bagi perusahaan jasa keuangan.

  • Ketahui pertanyaan yang tepat untuk ditanyakan kepada calon penyedia cloud

Memilih vendor dan model layanan yang tepat untuk organisasi merupakan bagian integral dari keberhasilan migrasi cloud. Yakin bahwa penyedia cloud akan meluangkan waktu untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan prioritas unik perusahaan sama pentingnya dengan memahami layanan komputasi mana yang akan ada di cloud.

Memutuskan bagian bisnis yang akan pindahkan ke cloud akan menentukan pertanyaan yang perlu ajukan kepada calon penyedia cloud. Pertanyaan yang perlu tanyakan jika tujuan adalah untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya teknologi internal akan berbeda dari pertanyaan yang akan tanyakan jika ingin meningkatkan keamanan, menambahkan redundansi, atau memotong overhead.

  • Bandingkan opsi penerapan untuk menemukan solusi terbaik

Jenis penerapan yang dipilih adalah keputusan desain arsitektur penting yang dapat mencakup:

  • Lingkungan cloud turn-key yang terkelola sepenuhnya
  • Opsi untuk mengelola sendiri lingkungan cloud
  • Fleksibilitas untuk menyediakan kebutuhan khusus bisnis, seperti sewa tunggal untuk alasan privasi atau keamanan
Siti Julianingsih Nurfitriyani