School of Information Systems

TEKNOLOGI RAID

Teknologi RAID adalah singkatan dari Redundant array of Independent Disk yang merupakan suatu teknologi di dalam penyimpan data computer seperti hardisk maupun SSD, yang dipakai untuk melakukan implementasi aplikasi atau fitur toleransi kesalahan di media penyimpanan computer dengan cara redundansi atau penumpukkan data dengan software maupun hardware RAID. Jadi, RAID adalah organisasi disk memory dengan system akses parallel dan redundansi yang memberikan hasil resultan kelajuan disk yang lebih cepat. Dalam RAID terdapat beberapa level, yaitu:

  • Raid pada level 0 memakai sekumpulan disk dengan striping di level biok, tanpda adanya redundansi. Maka dari itu ia hanya menyimpan dan melakukan striping blok data di dalam sejumlah disk. Penerapannya adalah dengan Keseluruhan disk yang dimiliki akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan data. Data dipecah (striped) menjadi beberapa blok data dan masing masing blok disimpan pada anggota dari RAID 0 pada disk yang berbeda.
  • RAID level 1 adalah disk mirroring, memalsukan atau menduplikat di masing masing disk. Langkah langkah ini bisa memberikan peningkatan terhadap kinerja disk, namun jumlah disk yang di perlukan juga berubah menjadi 2 kali lipat. Maka dari itu dana nya menjadi sangat lah mahal. Cara kerjanya adalah dengan menyalin/menduplikasi/membackup data dari sebuah hardisk ke hardisk lain dengan tujuan jika salah satu hardisk rusak , maka data tetap bisa diakses dari hardisk lainnya(hardisk yang menjadi mirror/backup) untuk menggantikan fungsi hardisk utama sampai diganti dengan hardisk yang baru, tanpa menurunannya performance dari keseluruhan hardisk, selama tidak semua hardisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
  • RAID level 2 ini adalah pengorganisasian dengan error – correcting – code (ECC). Seperti di memory server EEC yang di mana pendeteksian titik terjadinya error memakai paritas bit. Di masingn masing byte data memiliki suatu paritas yang bersesuaian yang merepresentasi kan jumlah bit pada byte data tersebut, yang dimana paritas bit = 0 apabila jumlah bit parasite = 1 atau ganjil atau parasitas bit=0 genap. Jadi apabila salah satu dari bit di data berubah, parasitas berubah dan tidak cocok dengan parasitas bit yang sudah tersave atau tersimpan. Dengan begitu, jika terjadi suatu masalah atau kegagalan di salah satu disk, data bisa di bentuk ulang dengan mendeteksi atau reading error – correction bit di disk yang lain nya.
  • RAID LEVEL 3 adalah suatu pengorganisasian dengan paritas bit interleaved. Dalam pengorganisasian level ini hampir sama hal nya dengan RAID level 2, hanya saja pada RAID Level 3 ini membutuhkan suatu disk redundan, seberapa pun banyak atau jumlah dari kumpulan disk nya. Cara kerjanya hanya membutuhkan sebuah disk sebagai redundant/parity dari sekian banyak disk yang dipakai. RAID Level 3 juga menggunakan data stripping dan mengakses disk yang ada secara paralel.
  • RAID Level 4 ini adalah suatu pengorganisasian dengan paritas blok interleaved, yakni memakai striping data di level blok, dengan mengesave atau menyimpan suatu paritas blok di suatu disk yang berlainan untuk masing masing blok data di disk lain yang saling bersesuaian. Cara kerjanya dengan menggunakan striping data pada level blok, menyimpan sebuah paritas blok pada sebuah disk yang terpisah untuk setiap blok data pada disk lain yang bersesuaian
  • RAID Level 5 ini adalah suatu pengorganisasian dengan paritas blok interleaved yang tersebar. Paritas dan juga data yang di sebar di seluruh disk termasuk pada suatu disk tambahan nya. Cara kerjanya, Pada setiap blok, salah satu dari disk akan menyimpan paritas dan disk yang lainnya akan digunakan sebagai tempat penyimpanan data
  • RAID Level 6 ini dinamai juga dengan redundansi p + q, seperti hal nya pada RAID level 5, namun menyimpan sebuah informasi redundan tambahan yang nantinya berguna untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan dari sejumlah disk secara bersamaan.
  • RAID level 7 mencakup sistem operasi dan prosesor tertanam yang real time untuk mendapatkan kemampuan baca/tulis data atau sistem I/O dan kemampuan penyimpanan data yang baik. RAID Level 7 bisanya digunakan pada penyimpanan data komputer dari suatu perusahaan. RAID level ini menggabungkan RAID level 3 dan RAID level 4. RAID level 7 memiliki sistem cache yang terintegrasi dan prosesor yang dirancang khusus untuk mengelola array yang dapat membantu mencapai sistem baca/tulis yang lebih cepat. Ketergantungan terhadap disk paritas juga lebih rendah karena penggunaan perangkat keras tambahan sebagai pengontrol yaitu cache dan prosesor. Jadi, data dikontrol oleh sistem operasi, dan RAID 7 juga menyediakan 3 parity/paritas.
  • RAID 10 biasa juga disebut dengan RAID 1+0 atau RAID 1 dan 0, mirip dengan RAID 0+1, cuma perbedaanya adalah penggunaan level RAID nya dibalik. RAID 10 sebenarnya bukan level standar RAID yang diciptakan untuk driver Linux MD. RAID 10 membutuhkan minimal 4 buah hardisk. RAID 10 adalah kombinasi antara RAID 0 (data striping) dan RAID 1 (mirroring). Memiliki performa baca/tulis & redundansi data tertinggi (memiliki toleransi kerusakan hingga beberapa hardisk). RAID 10 memiliki toleransi kerusakan 1 hardisk per mirror stripe. RAID 10 biasanya banyak diimplementasikan pada database, web server & server aplikasi atau server-server yang membutuhkan performa hardisk tinggi
  • RAID 50 (atau juga disebut dengan RAID 5+0) merupakan kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity dari RAID 5. RAID 50 membutuhkan minimal 6 hardisk. Jika salah satu hardisk dari masing-masing RAID 5 ada yang rusak, data akan tetap aman. Akan tetapi jika hardisk yang rusak tidak segera diganti, dan hardisk dari RAID 5 tersebut ada yang rusak lagi, maka semua data di RAID 50 akan rusak. Penggantian hardisk harus dilakukan agar data tetap terjaga redundansinya.
  • RAID 60 (atau juga disebut dengan RAID 6+0) merupakan kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity dari RAID 6. RAID 60 membutuhkan minimal 8 hardisk. RAID 50 dan RAID 60 tidak banyak perbedaan, yang membedakan hanya pada toleransi kerusakan hardisk. Jika pada RAID 50 toleransi kerusakannya 1 hardisk per sub-array, sedang di RAID 60 adalah 2 hardisk per sub-array. RAID 60 biasanya digunakan pada solusi Hight Availability, Mission Critical Apps, atau server yang membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar.