School of Information Systems

Privasi dan Kepercayaan pada E-Commerce

Seperti yang sudah kita ketahui, saat ini perkembangan teknologi sangat pesat dan pesat. Hal ini juga dipengaruhi oleh teknologi internet yang berkembang dari hari ke hari. Internet yang dulunya hanya dinikmati oleh orang-orang tertentu dan di wilayah tertentu, kini hampir semua orang dapat mengakses internet dimanapun dan kapanpun mereka berada.

Dengan berkembangnya internet membuat berbagai aktivitas yang biasa kita lakukan dapat dilakukan secara digital maupun online, salah satunya adalah aktivitas jual beli yang kini dapat dilakukan secara online. Kegiatan jual beli biasa kita kenal dengan istilah “e-commerce”, dimana pengertian dari e-commerce itu sendiri adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan jual beli barang atau jasa dan termasuk kegiatan pemasaran, dimana media yang digunakan adalah media elektronik atau internet.

E-commerce memiliki beberapa jenis yang berbeda, setiap e-commerce memiliki bentuk dan atributnya masing-masing, berikut adalah jenis-jenis e-commerce yang tersedia:

  1. B2B (Business-to-Business) E-Commerce

Merupakan jenis e-commerce terbesar karena proses transaksinya dilakukan antara perusahaan dengan perusahaan lain. Artinya pelanggan dari B2B adalah perusahaan lain yang bukan merupakan konsumen akhir dari produk yang ditawarkan. Contoh B2B adalah perusahaan karet yang menjual karet kepada perusahaan ban, perusahaan ban membutuhkan karet tersebut untuk diolah kembali menjadi ban yang kemudian dapat digunakan oleh konsumen akhir.

  1. B2C (Business-to-Consumers) E-Commerce

Merupakan jenis e-commerce yang paling banyak dikenal oleh masyarakat. Dalam B2C proses transaksi berlangsung dari penjual hingga konsumen akhir yang akan menggunakan produk atau layanan tersebut. Contoh B2C adalah Tokopedia, Zalora, dll. Dimana marketplace menyediakan tempat bagi para penjual untuk dapat memasarkan produknya langsung ke konsumen tingkat akhir.

  1. E-Commerce C2C (Konsumen-ke-Konsumen)

Merupakan jenis transaksi e-commerce yang dilakukan oleh konsumen kepada konsumen lain. C2C dibedakan menjadi 2 kategori yaitu:

  • Pasar

Disini konsumen berperan sebagai penjual yang membutuhkan tempat untuk melakukan transaksi. Transaksi tersebut dilakukan melalui pasar bersangkutan agar transaksi bisa lebih aman. Contohnya adalah Tokopedia.

  • Diklasifikasikan

Disini website atau aplikasi hanya sebagai perantara agar penjual dan pembeli bisa bertemu, transaksi dilakukan antara penjual dan pembeli secara langsung. Contohnya adalah OLX.

  1. E-Commerce C2B (Konsumen-ke-Bisnis)

Merupakan jenis proses transaksi e-commerce yang dilakukan oleh konsumen individu kepada perusahaan. Contohnya adalah Freelancer.com.

  1. B2A (Bisnis-ke-Administrasi) E-Commerce

Atau biasa disebut dengan B2G (Business-to-Government) adalah jenis e-commerce yang melakukan proses transaksi antara perusahaan dengan instansi pemerintah yang ada. Proses seleksi dilakukan dengan perusahaan yang membuka tender.

  1. E-Commerce C2A (Konsumen-ke-Administrasi)

Ini adalah jenis e-commerce dimana aktivitas transaksi terjadi antara konsumen dan instansi pemerintah. Misalnya pembayaran pajak yang dilakukan oleh masyarakat.

  1. O2O (Online-to-Offline) E-Commerce

E-commerce jenis baru, proses transaksinya merupakan hasil gabungan dari media online dan offline. Biasanya kegiatan yang dilakukan secara online adalah proses promosi dan branding kepada pelanggan, sedangkan untuk layanan yang diterima pelanggan berupa layanan offline. Contohnya adalah Gojek, RedDoorz.

Dengan menggunakan e-commerce penjual dapat memasarkan produknya kepada pelanggan tanpa perlu memiliki toko fisik dan bertemu langsung dengan pelanggan. Begitu pula pelanggan tidak perlu datang ke toko untuk melihat barang yang ingin dibelinya, sehingga proses pembelian bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Hal ini tentunya akan sangat memudahkan kedua belah pihak baik dari segi waktu, modal, proses yang bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, dll.

Namun dibalik semua kemudahan yang diberikan ada dua masalah utama yang tidak bisa dipisahkan yaitu penggunaan internet, perangkat teknologi lainnya, atau e-commerce. Masalah ini adalah privasi dan kepercayaan. Dari segi privasi ketika kita berbelanja menggunakan e-commerce banyak sekali data pribadi kita yang kita masukkan ke dalam website atau aplikasi atau aplikasi pembayaran yang berhubungan dengan e-commerce, seperti alamat, password, pin, nomor telepon, dll. Dalam hal kepercayaan, jika tidak ada kepercayaan antara pelanggan dan pelanggan atau e-commerce tidak akan ada transaksi.

Sebagai penyedia e-commerce, mereka harus dapat mencermati masalah privasi dan kepercayaan ini karena hanya satu-satunya yang dapat mengelola dan membatasi penyedia e-commerce. Mereka harus mampu membuat kebijakan yang dapat memberikan keamanan dan kenyamanan kepada konsumen dan juga penjual agar nantinya tidak ada yang dirugikan. Karena dengan berkembangnya teknologi nampaknya masalah privasi dan kepercayaan akan semakin diabaikan, karena jika kita ingin menggunakan layanan yang dapat membantu pekerjaan kita, hal seperti privasi dan kepercayaan harus dikorbankan. Misalnya dalam penggunaan aplikasi belanja online, riwayat pencarian kita akan terlacak sehingga aplikasi tersebut dapat memberikan rekomendasi tentangnya.

A. Raharto Condrobimo