School of Information Systems

Mengenal Konsep Metaverse

Metaverse adalah konsep dari alam semesta 3D yang rigit, online, yang menggabungkan beberapa ruang virtual yang berbeda. Metaverse dapat dianggap sebagai iterasi internet di masa depan. Metaverse akan memungkinkan pengguna untuk bekerja, bertemu, bermain game, dan bersosialisasi bersama di ruang 3D ini. Mark Zuckerberg baru-baru ini mengumumkan bahwa raksasa teknologi (Facebook Inc) akan beralih dari perusahaan media social menjadi perusahaan metaverse dengan maksud dan tujuan adalah untuk memadukan dunia nyata dan virtual atau dengan sebutan “Membuat Internet Menjadi Nyata”. Dalam sejarahnya, metaverse di ciptakan oleh penulis fiksi ilmiah yaitu Neal Stephenson dalam novelnya tahun 1992 “Snow Crash,”. Penulis memiliki kebiasaan mengenali tren yang diberi nama seperti “Cyberspace” yang berasal dari buku tahun 1982 karya William Gibson; “robot” berasal dari drama 1920 karya Karel Apek.

Metaverse tidak sepenuhnya ada, tetapi beberapa platform mengandung elemen seperti metaverse. Salah satu contohnya adalah Video game yang saat ini memberikan pengalaman metaverse terdekat yang ditawarkan. Pengembang video games telah mendorong batas-batas permainan melalui hosting acara dalam game dan menciptakan ekonomi virtual. Meskipun tidak diperlukan, cryptocurrency bisa sangat cocok untuk metaverse. cryptocurrency memungkinkan untuk menciptakan ekonomi digital dengan berbagai jenis token utilitas dan koleksi virtual (NFT). Metaverse juga akan mendapat manfaat dari penggunaan dompet kripto, seperti Trust Wallet dan MetaMask. Selain itu, teknologi blockchain dapat menyediakan sistem tata kelola yang transparan dan andal.

Pengembang Blockchain juga dapat mengambil pengaruh dari dunia video game juga. Gamifikasi umum terjadi di Keuangan Terdesentralisasi (DeFi) dan GameFi. Tampaknya akan ada cukup banyak kesamaan di masa depan sehingga kedua dunia dapat menjadi lebih terintegrasi. Berikut adalah aspek-aspek yang berasal dari blockchain yang dinilai cocok untuk metaverse adalah:

  1. Interoperabilitas : maksudnya adalah suatu aplikasi bisa berinteraksi dengan aplikasi lainnya melalui suatu protokol yang disetujui Bersama lewat bermacam-macam jalur. Pada teknologi blockchain terdapat proyek seperti DOT (Polkadot) ataupun AVAX (Avalanche) yang memungkinkan menjalin suatu komunikasi satu sama lain. Satu metaverse juga perlu terhubung dengan beberapa proyek seperti DOT dan AVAX.
  2. Nilai Transfer : dalam dunia metaverse sangat dibutuhkan cara untuk mentransfer nilai dengan aman yang dipercayai oleh pengguna. Mata uang dalam games dinilai kurang aman jika dibandingkan kripto pada blockchain. Maka dari itu, blockchain dinilai cocok untuk digunakan pada dunia metaverse.
  3. Kolektabilitas digital (HAKI) : Sama seperti kita dapat menetapkan siapa yang memiliki sesuatu, kita juga dapat menunjukkan bahwa suatu barang itu asli dan unik. Untuk metaverse yang ingin memasukkan lebih banyak aktivitas kehidupan nyata, ini penting. Melalui NFT, kita dapat membuat objek yang 100% unik dan tidak akan pernah bisa disalin atau dipalsukan. Blockchain juga dapat mewakili kepemilikan barang fisik.

Source : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210813215206-185-680262/memahami-dunia-baru-metaverse-yang-disinggung-mark-zuckerberg

Adam Fahsyah Nurzaman