School of Information Systems

Key Factors in the Development of Business Strategies

Mengembangkan strategi bisnis sebagai penggerak pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan yang baik harus sesuai dengan kondisi industri dan kompetisi, peluang dan ancaman pasar, dan aspek lain dari lingkungan eksternal perusahaan. Meraih ekspansi bisnis secara agresif dan strategis yang menghasilkan penggerak pertumbuhan pendapatan dan laba untuk jangka menengah dan jangka panjang, melalui penerapan kebijakan yang berfokus pada alokasi sumber daya manajemen serta melaksanakan aliansi bisnis, selain juga menguatkan kedudukan perusahaan dalam bisnis yang berkembang perlu didukung dengan keberadaan Teknologi Informasi, dan disamping melalu inovasi.

Ketchen (2009) mendefinisikan bisnis strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.[1] Definisi ini menggambarkan dua elemen utama bisnis  strategis. Pertama, bisnis strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Bisnis  strategis berkaitan dengan bagaimana bisnis menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab dua pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti perusahaan dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.

Elemen kedua, bisnis strategis adalah studi tentang mengapa sebuah perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.

Menurut Arthur A. Thompson and Strickland dalam bukunya Strategic Management: Concepts and Cases ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan ketika dilakukan proses penyusunan strategi perusahaan.[2] Faktor pertama adalah Government Regulation and Policy Considerations- Pertimbangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah  yaitu  apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam kebijakan strategi perusahaan selalu dibatasi oleh regulasi, kebijakan dan peraturan pemerintah. Faktor kedua adalah Conditions of Competition and Industry Attractiveness In Overall- Strategi perusahaan harus disesuaikan dengan sifat dan kombinasi faktor-faktor kompetisi – harga, kualitas produk, fitur kinerja, layanan, garansi, dan lain-lain. Apabila kondisi persaingan meningkat secara signifikan, maka perusahaan harus meresponnya dengan tindakan strategis untuk melindungi posisinya.

Faktor ketiga adalah Market Opportunities and Threats External Company– perkembangan eksternal memberikan  pengaruh dalam proses penyusunan strategi. Strategi perusahaan harus dengan sengaja diarahkan untuk menangkap peluang pertumbuhan yang terbaik. Strategi juga harus merespon terhadap ancaman eksternal demi stabilitas kinerja perusahaan di masa datang.

Faktor keempat adalah Strength Resource Company, Competence, and Competitive Capabilities
adalah apakah perusahaan memiliki sumber daya, kompetensi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi dengan optimal. Karena faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan untuk memperbesar penguasaan pasar, mendukung daya kompetitif perusahaan dalam arena pasar, dan menjadi dasar strategi perusahaan. Faktor keempat adalah Personal ambition, Corporate Philosophy, and Ethical Trust Manager. Setiap  stakeholders memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai bagaimana cara bersaing, bagaimana memposisikan perusahaan, serta image apa yang ingin dibentuk.

Faktor kelima adalah  Effect of Shared Values ​​and Company Culture Strategy yaitu budaya  perusahaan menentukan tindakan strategis perusahaan, terkadang bahkan mendominasi pilihan langkah strategis. Nilai, budaya kerja dan keyakinan tertentu dapat memberikan pola dalam pemikiran dan tindakan top manajemen yang akan mempengaruhi pilihan dalam perumusan strategi.

Faktor keenam adalah Test the Best Business Strategy  yaitu kriteria apa yang digunakan untuk memilih strategi terbaik? Penggunaan standar yang dapat digunakan untuk menentukan apakah strategi berhasil atau tidak? Ada tiga pengujian untuk mengevaluasi pilihan strategi terbaik, yakni pertama, Goodness of Fit Test— Strategi yang baik harus sesuai benar dengan kondisi industri dan kompetisi, peluang dan ancaman pasar, dan aspek lingkungan eksternal perusahaan. Pada sisi lain, ia juga harus selaras dengan factor internal kekuatan dan kelemahan sumber daya, kompetensi, dan kemampuan kompetitif perusahaan. Kedua, Competitive Advantage Test— Strategi yang baik harus mampu meningkatkan daya saing perusahaan. Ketiga, Performance Test— Strategi yang baik harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan yiatu peningkatkan profitabilitas serta peningkatkan kekuatan kompetitif perusahaan dan posisi pasar dalam jangka panjang.

(Resouce: [1] Ketchen Jr. D. et all. 2009. “Strategy 2008-2009”. New York: McGraw-Hill [2]Arthur A. Thompson, A. J. Strickland, John Thompson Strategic Management: Concepts and Cases, Publisher: McGraw-Hill Companies; ISBN-10: 0073037141/ ISBN-13: 978-007303714111th Revised edition edition,March 1999)