School of Information Systems

FRAMEWORK STRATEGI E-BUSINESS: BAGIAN II

     Pada bagian ini, akan dibahas tentang lingkungan eksternal perusahaan yang mempengaruhi strategi e-business suatu perusahaan, khsususnya pada pertimbangan struktur industri dengan menggunakan Five Forces Framework setelah sebelumya berfokus pada pertimbangan tren dalam cakupan makro di bagian I.

Mempertimbangkan Struktur Industri dengan Menggunakan Five Forces Framework

Ada beberapa hal yang perusahaan harus mampu lakukan untuk memperoleh keuntungan dalam sebuah bisnis, yaitu:

  1. Kemampuan untuk menciptakan value yang lebih daripada pesaing perusahaan
  2. Kemampuan untuk meng-capture value yang diciptakan dalam sebuah harga yang mampu menutupi biayanya.

Apabila perusahaan dapat membanderol harga yang cukup tinggi pada pasar atas produk atau jasa yang dijualnya karena keunikan atau komponen yang ada di dalamnya, maka perusahaan yang akan mengambil keuntungan dari peta persaingan di dalam industry. Namun, apabila persaingan memicu harga produk atau jasa menjadi fluktuatif, maka konsumen yang akan mengambil value dari membeli sebuah produk atau jasa. Hal ini menekankan bahwa keuntungan tidak hanya bergantung pada kegiatan internal perusahaan dalam membuat sebuah produk atau jasa, namun juga kondisi persaingan dalam sebuah industry di mana perusahaan tersebut berada.

Dalam hal ini, Porter mengajukan sebuah framework, yaitu Five Forces Framework, yang menguraikan factor-faktor utama dalam menentukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh value yang diciptakan (Jelassi & Enders, 2004). Five Forces Framework ditujukan sebagai framework yang dapat membantu dalam menjelaskan keberlangsungan sebuah perusahaan terhadap penawaran dan persaingan, antara lain:

  1. Industry rivalry (Persaingan industry)

Persaingan industry dipicu oleh keadaan dimana perusahaan-perusahaan dalam sebuah industry merasakan tekanan atau peluang untuk meningkatkan posisi perusahaan dalam sebuah industry tersebut. Factor yang memicu terjadinya keadaan tersebut antara lain:

  • Jumlah pesaing yang banyak yang memicu persaingan harga, bisnis lintas negara karena keberadaan internet, dan imitasi strategi.
  • Tingginya biaya tetap yang menciptakan keharusan atas pemenuhan kapasitas.
  • Sedikitnya perbedaan produk yang ditawarkan perusahaan yang berbeda.
  1. Barriers to entry (Hambatan dalam memasuki indusri)

Hambatan dalam memasuki sebuah industry menentukan ancaman dari pesaing baru untuk memasuki sebuah pasar pada industry yang sama. Pesaing baru dianggap sebuah anacaman karena berpotensi mengambil bagian dalam market share dan membawa dampak pada persaingan harga yang semakin ketat. Factor-faktor yang membuat besarnya hambatan dalam memasuki industry antara lain:

  • Tingginya biaya tetap
  • Kepercayaan dan brand loyalty
  • Tingginya switching cost dan jaringan yang kuat
  • Perlindungan kekayaan intelektual yang kuat
  1. Substitute product (Produk pengganti)

Intensitas dari tekanan sebuah produk pengganti bergantung pada ketersediaan produk sejenis yang memenuhi tujuan yang sama dari sebuah produk. Apabila ketersediaan dan kualitas sebuah produk pengganti meningkat, maka keuntungan yang dihasilkan dari sebuah produk dalam industry itu akan berkurang.

  1. Bargaining power of suppliers (Kekuatan menawar dari pemasok)

Fragmentasi dari sisi pemasok yang kuat akan membuat perusahaan merasa kesulitan dalam bernegosiasi harga karena perusahaan akan bergantung pada pemasok tersebut. Di samping itu, keberadaan internet dapat mempermudah perusahaan dalam mencari supplier yang tepat untuk melemahkan kekuatan menawar dari pemasok.

  1. Bargaining power of buyers (Kekuatan menawar dari pembeli)

Pembeli yang solid yaitu yang bersatu akan meningkatkan kekuatan membeli dengan cara group-buying atau pooling yang akan membuat pembeli mendapatkan keuntungan yang tidak dapat didapatkan apabila membeli secara individu. Selain itu, dengan adanya internet, membuat pembeli mendapatkan informasi yang transparan yang membuat pembeli lebih mudah dalam membandingkan harga dan penawaran di antara perusahaan berbeda.

Referensi:

Jelassi, T., & Enders, A. (2004). Strategy for E-business: Creating Value through Electronic and Mobile Commerce. England: Pearson Education Limited.

Nanda Feronika