Perikanan darat di Indonesia memiliki peran yang penting, baik untuk konsumsi masyarakat domestik maupun ekspor. Bahkan, menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, sektor tersebut telah berkontribusi sebesar Rp64,3 triliun bagi perekonomian negara pada tahun 2023.

Di balik kesuksesan ekspor ini, masih ada tantangan besar yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan konsumsi nasional, terutama dari sektor perikanan air tawar. Meskipun banyak masyarakat Indonesia sudah mengonsumsi ikan air tawar seperti lele, nila, gurame, dan patin, masih ada banyak tantangan yang menghambat pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam skala besar. Apa saja contohnya?

Tantangan Perikanan Darat di Indonesia

Berikut adalah berbagai hambatan utama sektor perikanan darat di Indonesia yang pada akhirnya memengaruhi kecukupan konsumsi masyarakat:

●     Teknologi dan infrastruktur

Banyak petani ikan air tawar masih mengandalkan metode tradisional yang kurang efisien dalam hal produksi. Sehingga, kapasitas produksi pun kurang maksimal. Selain itu, infrastruktur penunjang, seperti saluran irigasi, pakan, dan fasilitas penyimpanan, sering kali tidak memadai, terutama di daerah-daerah pedesaan yang menjadi sentra produksi ikan air tawar. Minimnya akses terhadap teknologi modern juga membuat produktivitas budidaya ikan menjadi rendah.

●     Potensi dampak lingkungan

Budidaya perikanan darat juga memiliki dampak lingkungan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah pencemaran air karena penggunaan pakan ikan yang berlebihan atau bahan kimia yang tidak ramah lingkungan. Di sisi lain, penggunaan lahan yang tidak sesuai dan praktik budidaya yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan degradasi kualitas air dan tanah. Dampak lingkungan ini tidak hanya merugikan sektor perikanan itu sendiri, tetapi juga dapat mengganggu ekosistem air tawar secara keseluruhan.

●     Persaingan dalam perolehan pasokan bahan baku

Tantangan berikutnya yang juga lekat di sektor perikanan darat adalah ketatnya kompetisi dalam memperoleh pakan ikan. Pasokan pakan ikan yang tidak stabil dan fluktuasi harga menjadi kendala bagi banyak petani ikan.

Padahal, pakan adalah salah satu komponen utama dalam budidaya ikan, dan ketika harga pakan melonjak, biaya produksi menjadi sangat tinggi. Hal ini membuat banyak petani ikan kesulitan mempertahankan profitabilitas mereka, terutama di tengah persaingan dengan pelaku usaha perikanan yang lebih besar dari luar negeri.

●     Illegal fishing dan overfishing

Meskipun budidaya perikanan darat lebih terkendali dibandingkan dengan perikanan laut, praktik illegal fishing dan overfishing tetap menjadi ancaman. Penangkapan ikan secara ilegal di perairan darat atau pengambilan ikan dari alam liar tanpa kontrol yang baik dapat mengurangi populasi ikan di perairan air tawar. Overfishing ini berpotensi menurunkan kapasitas regenerasi ikan di alam, sehingga stok ikan untuk budidaya semakin terbatas. Hal ini menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan produksi ikan air tawar di Indonesia.

Solusi Teknologi Perikanan Darat Domestik

Untuk mengatasi berbagai tantangan sektor perikanan darat di atas, penggunaan teknologi modern menjadi salah satu solusi utama. Bahkan, ada beberapa inovasi teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor ini:

●     Penerapan IoT

Teknologi Internet of Things mulai diterapkan di sektor perikanan darat, salah satunya adalah penggunaan automatic feeder dari eFishery, perusahaan startup perikanan di Indonesia. Perangkat ini memudahkan petani ikan dalam mengatur pemberian pakan secara otomatis, sehingga pakan dapat diberikan dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat.

Dengan teknologi tersebut, efisiensi pemberian pakan meningkat, lalu petani bisa mengurangi pemborosan dan memaksimalkan pertumbuhan ikan. Selain itu, penggunaan sensor IoT untuk memantau kualitas air juga dapat membantu petani memelihara lingkungan budidaya yang optimal bagi ikan.

●     Machine learning

Teknologi machine learning juga mulai diterapkan untuk mengoptimalkan budidaya ikan. Dengan analisis data yang akurat, petani ikan dapat memprediksi waktu panen yang tepat, kebutuhan pakan, serta risiko penyakit. Jadi, aplikasi machine learning dalam perikanan darat memungkinkan proses budidaya menjadi lebih terukur dan efisien.

●     Artificial intelligence

Penggunaan artificial intelligence (AI) dalam perikanan darat sudah semakin berkembang, terutama dalam hal pengelolaan dan pengawasan budidaya ikan. Misalnya, AI mampu menganalisis berbagai data secara real-time, seperti kondisi air, pertumbuhan ikan, dan pola cuaca. Dengan AI, petani ikan dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat, sehingga risiko kerugian pun akan lebih minim.

 

Penerapan teknologi perikanan darat seperti yang sudah disebutkan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten. Sehingga, peluang karier di bidang tersebut sangatlah menjanjikan.

Untuk mulai meniti karier sejak dini, kamu bisa bergabung dengan program studi S1 double degree terbaru dari BINUS University dan UNPAD, yaitu Digital Technology in Fishery. Sesuai namanya, program ini menggabungkan ilmu perikanan dengan sistem informasi–baik teori maupun praktik–agar kamu bisa semakin bersaing di industri. Mari bergabung dan sukseskan sektor perikanan digital Indonesia bersama-sama!

Tak hanya itu, BINUS University juga menawarkan Enrichment Program. Melalui program ini, Binusian dapat #mulailebihawal ke dunia kerja cukup dengan 2,5 tahun kuliah. Ini artinya, kamu memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya.