Tantangan Komersialisasi Industri Perikanan Indonesia
Julukan untuk Indonesia adalah negara agraris sekaligus maritim. Artinya, tanah air kita punya potensi besar dalam industri perikanan. Akan tetapi, sudahkah negara kita memanfaatkan sumber daya dengan sebaik-baiknya atau masihkah kita terkendala dengan berbagai tantangan di bidang ini? Untuk mengetahui jawabannya, kami akan jelaskan tantangan plus cara mengatasinya berikut!
Apa Saja Tantangan Komersialisasi Industri Perikanan Indonesia?
Meski Indonesia punya area laut yang sangat luas dengan beragam potensi maritim di dalamnya, itu bukan berarti bahwa industri ini tanpa tantangan. Berikut adalah beberapa yang kita hadapi.
1. Proses yang masih tradisional
Tantangan pertama komersialisasi industri perikanan di Indonesia adalah prosesnya yang masih tradisional. Banyak orang di tanah air berburu seafood dengan metode manual sehingga hasil tangkapnya tak sebanyak perusahaan besar yang sudah punya alat dan sistem tertentu. Padahal, kebutuhan protein hewani, khususnya ikan, di Indonesia ini cukup besar.
Proses yang tradisional membuat produksi tak memenuhi standar kuantitas yang dibutuhkan oleh daerah tertentu. Ditambah lagi, banyak nelayan di Indonesia berburu seafood hanya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya sendiri. Hal ini tentu membuat perikanan tidak bisa terpasarkan dengan baik ke berbagai daerah non-pantai.
2. Sulitnya logistik negara kepulauan
Kendala berikutnya yang kita hadapi adalah sulitnya akses logistik, mengingat negara kita adalah negara kepulauan. Dengan jumlah pulau sekitar 17.000 lebih, itu tentu membuat distribusi perikanan ke daerah-daerah yang jauh menjadi sangat mahal. Belum lagi, sering ada kendala berupa kualitas jalan yang buruk.
Selain mahal dan sulit, akses yang kita miliki membuat proses distribusi ikan jadi berlangsung selama berhari-hari. Fenomena semacam itu tentu bisa menyebabkan kualitas ikan segar menjadi berkurang. Dampaknya, ikan yang dibeli untuk diolah dan disajikan ke pelanggan terakhir jadi kurang laku karena kualitasnya sudah menurun selama perjalanan.
3. Akses teknologi yang belum merata
Kemajuan teknologi memang sudah terjadi di berbagai belahan dunia. Akan tetapi, perkembangannya mungkin tak sampai menjamah para nelayan di pesisir pantai yang alat tangkapnya masih sederhana dan hasil perolehannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Di sisi lain, ada kapal-kapal besar lain yang mulai melakukan penangkapan di tengah laut untuk mendapatkan ikan yang lebih segar dalam skala banyak. Hal ini membuat para nelayan tradisional kalah saing dalam memasarkan hasil tangkapannya.
4. Konflik sosial dan budaya
Selalu ada konflik sosial dan budaya antara nelayan dengan perusahaan di sektor maritim yang punya alat canggih untuk memburu hasil tangkapan laut. Hal ini semakin diperparah dengan kondisi kelautan Indonesia yang punya sistem open access sehingga semua orang dapat melakukan penangkapan di sana.
Pada akhirnya, kondisi ini memperkecil peluang nelayan tradisional untuk mendapatkan produk terbaik karena hasil tangkapannya sudah lebih dulu diburu oleh kapal-kapal besar di tengah laut.
5. Pemancingan secara ilegal
Tantangan komersialisasi industri perikanan selanjutnya dipicu oleh adanya tindakan pemancingan secara ilegal. Saking luasnya ekosistem maritim di tanah air, pemerintah kewalahan untuk melakukan pengawasan ketat pada kapal-kapal yang menangkap hasil laut. Pada akhirnya, banyak kapal tak berizin yang juga menangkap seafood di laut Indonesia.
6. Hukum ekspor yang ketat
Tak hanya disebabkan oleh lima hal di atas, tantangan di industri perikanan juga mencakup hukum ekspor yang semakin ketat. Ini menyebabkan banyak perusahaan di dalam negeri kesulitan untuk memasarkan hasil tangkapannya ke luar, khususnya untuk hasil tangkapan ikan tuna, tongkol, cakalang, dan crustacea (kepiting, udang, dan rajungan).
Bagaimana Cara Mengatasi Tantangan Industri Perikanan?
Tantangan memang akan selalu ada, apa pun industri yang Anda tekuni. Dalam konteks perikanan, kendala tersebut sebenarnya masih bisa teratasi asalkan ada sumber daya manusia yang mengerti tentang perikanan, termasuk dalam konteks teknologi dan ekonominya.
Jika Anda menaruh minat di bidang teknologi perikanan, BINUS University dan Universitas Padjadjaran (Unpad) menjalin kolaborasi untuk menciptakan program studi yang sesuai, yaitu Digital Technology in Fishery. Di program double degree ini Anda akan mempelajari pengelolaan bisnis secara digital untuk industri perikanan.
Sebagai negara maritim, Indonesia tetap punya peluang besar di sektor perikanan. Meski begitu, ini tidak lantas menjadikannya tanpa tantangan. Akan tetapi, semua tantangan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika SDM-nya baik. Bagi Anda yang ingin mengasah ilmu pengetahuan ke level selanjutnya, daftarkan diri Anda ke program kolaborasi BINUS University dan Unpad, yaitu Digital Technology in Fishery!