School of Information Systems

KIAT MEMBACA CEPAT DAN MENYERAP INFORMASI LEBIH EFEKTIF

KIAT MEMBACA CEPAT DAN MENYERAP INFORMASI LEBIH EFEKTIF

Membaca buku adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Kita bisa melakukannya untuk refreshing, mencari inspirasi, serta menambah wawasan dan kosakata. Begitu menariknya buku, terkadang sulit menahan keinginan membeli buku baru. Padahal masih banyak buku lama yang belum kita baca.

Tumpukan “backlog” seperti ini tidak baik, karena dapat memunculkan tekanan dalam diri kita untuk menyelesaikannya. Kita merasa ada tuntutan untuk terus membaca, sementara melakukannya sulit karena kita tak punya cukup waktu.

Ini masalah yang lazim terjadi di kalangan penggemar buku. Sebetulnya, bisa jadi masalah terletak bukan pada kurangnya waktu, tapi pada cara membaca kita yang kurang efektif. Berikut ini beberapa tip untuk kamu coba agar kamu bisa membaca lebih cepat, namun tetap menyerap informasi dengan maksimal.

Tiga kesalahpahaman tentang membaca

Cara membaca yang kita pelajari waktu kecil menumbuhkan beberapa kesalahpahaman dalam diri kita. Ini karena tujuan membaca di sekolah berbeda dengan tujuan kita membaca ketika dewasa. Beberapa kesalahpahaman itu antara lain:

  • Kita harus membaca seluruh buku. Ketika mellihat buku dengan topik baru, kita merasa harus membaca buku itu dari awal hingga akhir untuk memahaminya. Padahal sebetulnya tidak. Asalkan kamu membaca bagian-bagian penting, itu sudah cukup untuk menyerap informasi dalam buku tersebut.
  • Kita harus mengingat semua yang kita baca. Didikan di bangku sekolah mengharuskan kita mengingat buku kata per kata. Sejumlah istilah, nama, tanggal, dan kejadian memenuhi otak kita. Padahal yang terpenting adalah pemahaman terhadap topik yang kita baca.
  • Kita tidak boleh membaca saat Jam Kerja. Membaca identik dengan belajar di rumah, sementara di sekolah adalah waktunya mendengarkan guru. Ini tidak berlaku di dunia kerja. Membaca materi yang relevan dapat memberimu inspirasi, strategi bisnis baru, serta memberi wawasan tentang kondisi pasar.

Tiga pola pikir di atas memang memiliki pengecualian. Contohya, kamu lebih baik membaca seluruh buku bila sedang menikmati karya fiksi, sebab setiap katanya adalah hiburan yang memiliki makna tersendiri. Tapi untuk membaca dalam konteks profesional, tiga hal ini sering kali hanya jadi hambatan. Untungnya kamu bisa mengatasi hambatan ini dengan menerapkan teknik membaca yang lebih efektif.

Bongkar kebiasaan lamamu

Mengubah teknik membaca dapat dimulai dari menyadari dan meninggalkan kebiasaan lamamu. Misalnya kebiasaan melamun. Daripada membiarkan pikiran melayang ke mana-mana, kamu bisa mencoba mengarahkan pikiranmu ke hal-hal yang berhubungan dengan bacaanmu. Contohnya, ketika membaca buku leadership, kamu bisa mengaitkannya dengan bos di perusahaanmu. Ketika membaca tentang perencanaan keuangan, bandingkan dengan cara orang tuamu mengelola keuangannya. Hal-hal seperti ini bisa menjadi semacam “jembatan kuda” yang membantumu mengingat informasi dalam buku tersebut.

Cara lain menyerap informasi yang efektif adalah bukan menghafal, tapi menggunakan trik agar kamu bisa mencari kata kunci dengan cepat. Manfaatkan alat bantu seperti highlighter pen (alias “stabilo”), pembatas buku, atau sejenisnya. Bila kamu cukup niat, kamu juga bisa mencatat kata-kata kunci ini di sebuah memo.

Kamu bisa mengambil manfaat buku tanpa membaca seluruhnya bila kamu melakukan metode yang disebut pre-viewing. Pre-viewing adalah persiapan untuk mendapatkan garis besar topik buku, sehingga ketika kamu membaca kamu bisa fokus pada informasi yang benar-benar penting. Pre-viewing seperti ini sudah bisa memberimu 40 persen dari informasi yang ada dalam bacaan. Teks sisanya hanyalah penjelasan/pelengkap. Bila dengan pre-viewing tujuanmu sudah tercapai, kamu tidak perlu membaca seluruh teks.

Melatih kecepatan membaca

Pre-viewing membantumu mencerna informasi secara efektif. Namun untuk meningkatkan kecepatan membaca itu sendiri, teknik membacamu perlu diubah. Ada berbagai poin yang harus diperhatikan yaitu:

  • Fokus hanya pada Jangan membaca semua kata, tapi gerakkan mata dengan cepat dan hanya berhentilah di kata-kata kunci yang terasa penting.
  • Pilah teks ke dalam grup-grup kata. Kamu tidak perlu membaca kalimat keseluruhan. Sebagai gantinya, bayangkan tiga atau empat titik tersebar merata di satu baris teks. Pusatkan pandanganmu hanya pada titk-titik itu ketika membaca.
  • Indented reading. Bayangkan teks bacaanmu memiliki titik indentasi di kedua sisi, sebesar tiga sentimeter. Mulailah membaca dari indentasi kiri, dan berhentilah pada indentasi kanan. Meski kamu tak memfokuskan pandangan dari ujung ke ujung, matamu sudah bisa menangkap seluruh teks yang ada.
  • Hindari regresi (membaca ulang). Terkadang kita sulit move on dari sebuah kalimat, sehingga mengulang-ulang kalimat tersebut. Ini menghambat kecepatan baca kita. Manfaatkan suatu benda, misalnya kartu nama, untuk menutupi teks yang sudah kita baca agar cepat maju ke depan.

Membaca memang terdengar seperti kemampuan dasar yang sangat sepele. Padahal sebenarnya teknik membaca kita masih punya ruang untuk berkembang. Dengan latihan, kita akan bisa membaca lebih cepat, bahkan menyimpan informasi lebih baik walau tidak membaca seluruh teks kata per kata.

Hamid