School of Information Systems

6 Prinsip Utama dalam Social Media

6 Prinsip Utama dalam Social Media

Seiring berkembangnya teknologi dan penggunaan internet, maka semakin tipis pula batas ruang dan waktu yang ada diantara manusia untuk saling berkomunikasi  dan berinteraksi. Ditambah lagi dengan berkembangnya internet based application ( contoh : web 2.0), kreativitas konsumen dapat dikembangkan, baik dengan membuat ataupun menyebarkan informasi melalui social networking dengan menggunakan social media sebagai wahana.

Laura Malita (2011) mengartikan social media sebagai salah satu kategori dari online media, dimana orang-orang dapat berinteraksi, berbagi, membentuk jaringan, dan berbicara satu sama lain. Singkatnya, media sosial merupakan alat yang memfasilitasi konten sosialisasi yang digunakan oleh banyak orang. Di sisi lain, media sosial dipertimbangkan sebagai salah satu fenomena baru, dimana sosial media mengubah cara orang membaca, berbagi, atau menemukan suatu berita dan informasi. Hal ini merupakan gabungan antara sosiologi dan teknologi, dimana komunikasi monolog (one to many) menjadi dialog (many to many).

Oleh karena itu, layanan yang dimiliki oleh sosial media cenderung mendukung interaksi, kolaborasi, dan komunikasi melalui diskusi, feedback, voting, comment, dan membagi informasi dengan pihak lain dalam suatu lingkup tertentu.

Menurut Bradley (2010), terdapat 6 prinsip utama yang terdapat dalam nilai-nilai yang terkandung dalam social-media. Dalam hal tersebut, terdapat beberapa karakteristik yang membedakan media sosial dengan bentuk komunikasi yang lain, yaitu :

  • Participation – media sosial sangat tergantung pada kolaborasi massal yang terlaksana melalui partisipasi pengguna (user participation). Para pengguna diharapkan untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki dengan menggunakan teknologi yang lebih mudah untuk digunakan dibandingkan dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Contoh : memancing pengguna untuk kembali ke sebuah media sosial untuk melanjutkan percakapan yang telah dimulai di kolom komentar.
  • Collective – Ada banyak situs media sosial dimana banyak orang dapat mengumpulkan informasi dengan tujuan membentuk ulang konten yang ada dan mempublikasikannya ke khalayak publik dengan berbagi di situs tersebut. Terlebih lagi, pengguna dapat menggunakan fasilitas yang ditawarkan dengan kemampuan system atau software untuk melakukan pertukaran informasi diantara aplikasi yang ada untuk mengakses informasi yang telah disimpan secara online di situs media sosial yang lain.
  • Transparency – Mayoritas konten buatan di sosial media disebarkan ke publik melalui komentar, vote, dan lain sebagainya. Bahkan ketika terdapat kemungkinan untuk menyimpan atau memiliki konten online yang bersifat pribadi, hanya arus informasi dan konten yang transparan yang akan berperan dalam collaborative participation.
  • Independence – pengguna dapat berpartisipasi kapanpun, dari mana saja, dan dimana saja yang mereka inginkan, terlebih lagi, karakteristik media sosial terkait pada arus konten yang bebas dan menyebar cepat melalui jaringan internet.
  • Persistence – konten digital akan tetap tersedia seiring berjalannya waktu sebagai reputasi yang muncul terhadap suatu hal. Oleh karena itu, bahkan sebagian besar orang mungkin akan berpikir bahwa dia akan selalu dikenal sebagai anonym di internet.
  • Emergence – kebanyakan orang menyetujui bahwa media sosial merupakan bagian penting dari ranah digital saat ini dan akan menjadi lebih penting lagi di kehidupan digital kita di masa mendatang. Namun di sisi lain, terdapat pula pendapat yang mengatakan media sosial tidak pernah dapat diprediksi secara keseluruhan dan tidak terjamin kepastiannnya.

Reference :

Malita, L. (2010), “Social media time management tools and tips”, Procedia Computer Science,Vol. 3, pp. 748-749.

Viega