School of Information Systems

Mengenal A/B Testing

Dalam membuat sebuah website, pasti pembuatnya ingin website tersebut memiliki traffic yang tinggi dan disukai oleh para pengunjungnya, baik dari segi konten, user interface ataupun user experience. Untuk mencapai hal ini, maka dapat digunakan A/B Testing. A/B Testing (atau biasanya disebut split testing) adalah membandingkan 2 versi dari sebuah halaman web untuk melihat mana yang dapat berjalan lebih baik. Caranya mebandingkannya adalah dengan menampilkan 2 varian (misalnya A dan B) kepada pengunjung yang mirip pada waktu yang sama. Halaman web yang memberikan konversi yang lebih baik yang akan menang (VWO).

Figure 1. A/B Testing Example

            Yang dapat dites pada A/B Testing bermacam-macam, bisa headline atau tombol, atau mendesain ulang halamannya. Setengah dari pengunjung website akan ditunjukkan versi original dari halaman (disebut sebagai control) dan setengahnya ditampilkan versi halaman yang telah dimodifikasi (disebut variation).

Figure 2. Hal-hal yang dapat diuji pada A/B Testing

Hal-hal yang mempengaruhi pengunjung, yang dapat dites antara lain:

  • Headlines
  • Sub headlines
  • Paragraph Text
  • Testimonials
  • Call to Action text
  • Call to Action Button
  • Links
  • Images
  • Content near the fold
  • Social proof
  • Media mentions
  • Awards and badges

Proses A/B Testing

Berikut Framework A/B Testing yang dapat digunakan untuk memulai pengujian:

Figure 3. The Five Stages to the Experimental Framework

  • Mengumpulkan data: Analytics biasanya akan menyediakan pandangan dimana kalian bisa memulai optimisasi. Biasanya dimulai dari area dengan traffic yang tinggi pada website, karena akan memudahkan dalam mengumpulkan data lebih cepat. Cari halaman dengan rata-rata konversi yang rendah atau rata-rata penurunan yang tinggi sehingga dapat ditingkatkan.
  • Identifikasi tujuan: Tujuan dari konversi adalah metrik yang digunakan untuk menentukan apakah variasi lebih sukes daripada versi original. Tujuan dapat berarti apapun mulai dari klik tombol atau link ke pembelian produk dan pendaftaran e-mail.
  • Menghasilkan hipotesis: Setelah mengidentifikasi tujuan, kita dapat mulai menghasilkan ide A/B testing dan hipotesis untuk bagaimana anda pikir mereka akan lebih baik daripada situasi sekarang. Saat anda memiliki daftar ide, prioritaskan mereka dalam hal dampak yang diharapkan dan kesulitan implementasi.
  • Membuat variasi: Menggunakan software A/B testing dapat membantu mengubah elemen di website/app sesuai keinginan kita. Ini dapat mengubah warna tombol, mengubah urutan elemen pada website, menyembunyikan elemen navigasi, atau sesuatu yang benar-benar dicustom. Banyak tools A/B testing memiliki visual editor yang membuat perubahan mudah dilakukan. Lakukanlah pengecekan kualitas dari eksperimen yang telah dilakukan untuk meyakinkan bekerja sesuai yang diinginkan.
  • Menjalankan eksperimen: Jalankan eksperimen dan tunggu sampai pengunjung berpartisipasi. Pada point ini, pengunjung website atau aplikasi akan secara acak dipilih sebagai control atau variasi. Interaksi mereka akan diukur, dihitung dan dibandingkan untuk menentukan bagaimana setiap darinya beroperasi.
  • Analisa hasil: Setelah eksperimen selesai, saatnya menganalisa hasil. Software A/B testing akan memberikan data dari eksperimen dan menampilkan perbedaan di antara 2 versi halaman yang telah dijalankan, apakah terdapat perbedaan yang signifikan.

Selamat jika variasi yang telah anda buat yang menang. Gunakanlah masukkan dari variasi lainnya untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam website anda.

Bibliography

Optimizely. (n.d.). A/B Testing. Retrieved September 4, 2018, from Optimizely: https://www.optimizely.com/optimization-glossary/ab-testing/#

VWO. (n.d.). The Complete Guide to A/B Testing. Retrieved 4 9, 2018, from Visual Website Optimizer: https://vwo.com/ab-testing/#what-is-ab-test

Evelyn Pricilia