School of Information Systems

BPM in Financial and Accounting Process

BPM atau Business Process Management adalah sebuah metodologi untuk pengolahan bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas organisasi dengan melakukan optimasi terhadap proses bisnis. Teknologi BPM menawarkan cara yang sangat baik untuk meningkatkan level produktivitas dan kompetisi dengan cara yang terus menerus, memfasilitasi cara untuk mengelola individu, konten, dan sistem yang ada dalam proses, yang memastikan efisiensi, efektivitas, dan memberikan fleksibilitas dan kekuatan yang memadai.

Untuk contoh yang nyata, ekonomi telah meningkatkan kebutuhan untuk catatan beban manajemen keuangan yang akurat dan transparan. Kedua regulasi dan praktek yang bisnis yang baik mengharuskan perusahaan untuk memperkerjakan secara berulang, alat auditable untuk memastikan informasi keuangan dan akuntansi sudah akurat. Business Process Management (BPM) perangkat lunak yang tepat Karena memberikan suatu perusahaan menunjukkan kemampuan modelnya, mengotomatisasi, mengelola, dan mengoptimalkan ulasan mengenai keuangan dan akuntansi mereka yang sudah sesuai prosedur. Untuk ulasan ini ultimus adaptive BPM suite memastikan bahwa:

  • Bebas dari kesalahan akuntansi
  • Akurasi keuangan
  • Kepatuhan terhadap peraturan
  • Visibilitas hutang dan piutang
  • Pembayaran dan pengiriman faktur
  • Control atas keuangan

Untuk peluang dari BPM sendiri yaitu pelanggan diseluruh dunia ultimus BPM mendefinisikan dan mendokumentasikan keuangan dan akuntansi sesuai prosedur mereka untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dari kontrol dan kinerja operasional. Menggunakan ultimus alur kerja berbasis keuangan pelanggan yaitu:

  • Mempercepat order-to-cash
  • Meringankan beban dari kepatuhan terhadap peraturan yang ada
  • Mengatasi tekanan ekonomi

Penilaian kinerja merupakan hal yang esensial bagi perusahaan. Untuk memenangkan persaingan global yang semakin ketat, kinerja sebuah organisasi pada suatu perusahaan harus mencerminkan peningkatan dari satu period eke periode berikutnya. Pengukuran kinerja secara financial tidaklah cukup untuk mencerminkan kinerja suatu organisasi. Sesungguhnya apabila dikembangkan dengan konsep balance scorecard, konsep ini mengukur kinerja suatu organisasi dari empat prespektif yaitu financial, customer,  proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep balance scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemah strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang. Yang kemudian diukur dan dimonitoring secara berkelanjutan.

Sugiarto Hartono