School of Information Systems

Metodologi pada UX Research

Terdapat berbagai tipe UX research, mulai dari interview secara langsung, sampai A/B test, tetapi sebenarnya mereka konsisten menggunakan metodologi utama seperti: observasi, memahami dan analisis.

Observasi

Langkah pertama menjalankan research adalah belajar melakukab observasi lingkungan sekitar kita. Seperti fotografer pemula, researcher pemula harus belajar bagaimana cara melihat. Mereka harus menyadari perasaan narasumber, apakah sedang stress atau tidak yakin, dan mengambil referensi minor yang dapat menggambarkan keyakinan lama atau yang harus diselidiki lebih lanjut.

Observasi terlihat seperti kemampuan yang biasa, tetapi dapat dihancurkan oleh prasangka yang tidak disadari, dimana semua orang memilikinya. Peneliti desain, melatih diri mereka untuk mengobservasi dan mencata sehingga nantinya mereka dapat menemukan pola diantara sekelompok orang.

Memahami

Seperti observasi, memahami adalah sesuatu yang kita lakukan sehari-hari. Kita berusaha memahami rekan kerja, keluarga dan teman kita, sering mencoba untuk memahami pendapat  atau konsep yang tidak familiar. Tetapi untuk peneliti UX, memahami memiliki sedikit hubungan dengan ketidak setujuan, dan lebih berhungan dengan mental models.

Mental model adalah gambaran seseorang memiliki di dalam pikirannya kapan mereka memikirkan ungkapan atau situasi tertentu. Contohnya, saat seseorang memiliki SUV, mental model mereka mengenai “mobil” akan berbeda-beda dari mental model dari pemilik smart car. Mental model menginformasikan keputusan yang kita buat; dalam kasus pemilik mobil, saat ditanya “berapa lama waktu dibutuhkan untuk berkendara ke Bandung,” jawaban mereka akan berbeda berdasarkan angka konsumsi bensin yang didapat kendaraan mereka, di antara hal lainnya.

Peneliti desain harus memahami mental model dari orang yang diwawancarai atau diuji, untuk 2 alasa. Pertama, kita semua berbicara dengan cepat. Peneliti harus memahami bahwa pembicaraan cepat tersebut berdasarkan mental model dari pembicara. Kedua, jika peneliti dapat secara akurat mengidentifikasi mental model pengguna, maka ia dapat membagi informasi ini dengan tim desain, dan desain untuk mengakomodasi model.

Analisa

Peneliti dengan sendirinya dapat menjadi bernilai, tetapi untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengiformasika desain, maka harus dianalisa dan akhirnya dipresentasikan ke tim yang lebih besar. Analisa adalah proses dimana peneliti mengidentifikasi pola dari penelitian, mengusulkan alasan atau solusi yang memungkinkan, dan membuat rekomendasi.

Beberapa teknik analisis mencakup pembuatan persona atau scenario, mendeskripsikan mental model, atau menyediakan bagan dan grafik yang merepresentasika statistic dan tingkah laku pengguna. Walaupun teknik tersebut dideskripsikan disini lebih berfokus secara dominan pada menjalankan penelitian, penting untuk diingat bahwa penelitian tersebut hanya berguna jika dibagikan. Jika tidak dibagikan, maka tidak akan berguna dan hanya akan dilupakan.

Evelyn Pricilia