School of Information Systems

Flexible Employee Benefits

Demi terlaksananya tujuan dari program pemberian benefit bagi karyawan pada suatu perusahaan, program tersebut haruslah memiliki perubahan secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan masyarakat yang ada. Seperti yang terjadi pada saat ini, karyawan yang bekerja pada sebuah perusahaan dapat terbagi menjadi 3 generasi, dan masing-masing generasi memiliki prioritas yang berbeda-beda pada benefit yang diberikan oleh perusahaan, sehingga perusahaan harus berpikir bagaimana merancang benefit strategy yang menarik bagi setiap kelompok. Misalnya, bagi karyawan generasi Y cenderung kurang mempertimbangkan untuk mengambil pensiun ketimbang generasi Baby Boomers ( generasi yang lahir pada tahun 1940-1960an), dan karyawan generasi X yang memiliki keluarga cenderung lebih menginginkan benefit yang bermanfaat bagi keluarga dan jaminan kesehatan ketika diperlukan ketimbang generasi Baby Boomers dan karyawan generasi Y.

Untuk mempermudah pengakomodasian keperluan individu dari karyawan yang berbeda-beda, penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk menawarkan flexible benerfits plans atau yang dikenal juga dengan nama cafeteria plans, yaitu benefit plans yang memungkinkan karyawan untuk memilih benefit yang paling cocok dengan kebutuhan masing-masing. Pada umumnya, karyawan akan diberikan benefit dasar yang terdiri dari asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, izin sakit, serta cuti. Ini diperlukan untuk memastikan bahwa karyawan memiliki tingkat cakupan minimum untuk melindungi dari pengeluaran yang tidak terduga, kemudian karyawan akan diberi anggaran sejumlah dana untuk mencukupi apapun yang diperlukan terkait dengan benefit yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Pilihan benefit lain termasuk financial planning, asuransi kesehatan gigi, dan layanan asuransi jangka panjang. Pilihan lainnya yang penggunaannya tidak rutin misalnya jaminan hari tua, asuransi hewan peliharaan atau voucher transportasi umum. Tidak semua karyawan membutuhkan layanan semacam ini, sehingga lebih sering bersifat pilihan.

Flexible benefit plans terkesan mengutamakan kesejahteraan karyawan dan dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik pihak perusahaan atau organisasi mapun pihak individu karyawan itu sendiri, namun sesungguhnya flexible benefit plans juga memiliki beberapa kelemahan.

  1. Keunggulan dalam pemberian flexible benefit plans :
    • Karyawan diberi kebebasan dalam memilih benefit yang paling cocok dengan kebutuhan individual mereka.
    • Pilihan benefit dapat menyesuaikan dengan tenaga kerja yang beragam (diversified workforce).
    • Karyawan mendapat pemahaman lebih mengenai benefit yang ditawarkan dan biaya yang dikeluarkan.
    • Perusahaan dapat memaksimalkan nilai psikologis dari benefit program dengan hanya membayar benefit yang diinginkan.
    • Perusahaan dapat membatasi biaya benefit yang dikeluarkan dengan mengizinkan karyawan untuk memilih benefit dengan batas maksimum yang sudah ditentukan.
    • Perusahaan mendapatkan competitive advantage dalam merekrut dan mempertahankan karyawan.
  2. Kelemahan dalam pemberian flexible benefit plans :
    • Pilihan benefit yang buruk oleh karyawan dapat menimbulkan pengeluaran biaya lebih.
    • Terdapat biaya tambahan tertentu untuk menerbitkan dan mengatur flexible plan.
    • Karyawan mungkin memilih benefit dengan pemakaian tinggi yang dapat berujung pada pengeluaran biaya yang tinggi pula oleh perusahaan.

Referensi :

Snell, Scott, and George W. Bohlander. Managing Human Resources. Mason, OH: South-Western, 2013.

Maria Theresa Viega