School of Information Systems

Prototype pada UX (Part 2)

Pada bagian sebelumnya, sudah dijelaskan apa itu prototype dan penggunaannya pada UX. Pada bagian ini, akan dijelaskan bagaimana cara membuat prototype dan jenis-jenisnya.

BAGAIMANA CARA MEMBUAT PROTOTYPE?

Terdapat beberapa cara dan teknik yang dapat digunakan untuk membuat prototype. Metode yang akan digunakan terserah sesuai dengan kebutuhan desainer. Selain itu, ketepatan dari prototype juga sesuai dengan keinginan desainer.

Teknik-teknik tersebut antara lain:

PAPER PROTOTYPING

Paper prototyping adalah pembuatan prototype dengan kertas sebagai media-nya. Selain kertas, peralatan lain yang dibutuhkan adalah pensil ataupun gunting. Keuntungan prototype menggunakan kertas adalah anda dapat menggunakan sketsa pensil yang sebelumnya telah digunakan saat memulai proses desain. Mungkin ada beberapa sketsa yang berbeda yang menampilkan beberapa keadaan tampilan, anda dapat menggunakan index card untuk menampilkan dropdown, dan sticky notes untuk menggambarkan modal windows; anda dapat menghapus dan melakukan perubahan sesuai dengan keinginan user.

Prosesnya cukup mudah, yaitu:

  • Buatlah sketsa prototype yang diinginkan
  • Presentasikan sketsa tersebut kepada user
  • Dokumentasikan feedback yang diberikan oleh user
  • Lalu lanjutkan ke user berikutnya

Keuntungan paper prototyping:

  • Cepat

Paper prototype membutuhkan waktu yang cukup cepat dalam pembuatannya, itulah kenapa paper prototype sangat cocok untuk menguji sebuah ide. Anda dapat menggambarnya dengan cepat (bahkan saat meeting) dan jika ide-nya tidak terlalu disetujui tidak apa-apa.

  • Tidak mahal

Karena hanya membutuhkan kertas dan perlengkapan kerja yang mendasar saja, maka paper prototype bisa dibilang gratis.

  • Team-building

Paper prototyping cukup menyenangkan untuk dilakukan, sehingga dapat mempererat hubungan antar sesama anggota tim.

  • Dokumentasi

Tidak seperti prototype digital dan HTML, paper prototype dapat disimpan untuk digunakan di masa mendatang. Selain itu catatan juga dapat ditambahkan di dalamnya.

Kelemahan paper prototyping:

  • Tidak realistis

Sekreatif apapun seseorang, sebuah paper prototype tentu hasil dari paper prototype tidak dapat mengalahkan digital prototyping dalam hal realistis

  • Feedback tidak sesuai yang diharapkan

Terkadang paper prototype tidak mengetes apa yang ada di dalam pikiran kita.

DIGITAL PROTOTYPING

Digital prototyping merupakan jenis prototype yang yang paling sering digunakan dan paling realistis. Selain itu, digital prototype lebih mudah dibuat dibandingkan prototype HTML. Digital prototype dapat dibuat menggunakan aplikasi atau software khusus untuk prototype.

Keuntungan digital prototyping:

  • Interaksi lebih realistis

Dapat langsung menguji bagaimana cara user berinteraksi dengan produk yang telah dibuat

  • Fleksibilitas

Dapat dilakukan pengujian sesering mungkin. Kalian dapat memulai dengan prototype yang mudah terlebih dahulu seiring berjalannya proses desain.

  • Lebih cepat

Walaupun dalam pembuatan paper prototype juga lebih cepat, tetapi digital prototypes juga lebih cepat daripada menggunakan HTML. Kecepatan berbeda-beda tergantung dari aplikasi apa yang kita gunakan.

Kelemahan digital prototyping:

  • Harus belajar terlebih dahulu

Sebelum membuat digital prototype, tentu user harus mempelajari software yang akan digunakan terlebih dahulu.

  • Transisi menjadi kode

Tergantung software-nya, mengubah desain menjadi kode dapat menjadi sebuah keuntungan atau kelemahan. Elemen yang tidak cocok dapat hilang pada saat proses transisi, sehingga harus mengulang dari awal.

Referensi:

What Is a Prototype: A Guide to Functional UX

Evelyn Pricilia