School of Information Systems

E-WASTE ART (bagian 2)

E-waste art merupakan kontribusi yang luar biasa, tidak hanya pada dunia seni, tetapi untuk dunia itu sendiri. Seniman yang berhasil membuat karya seni dari e-waste, berhasil menghemat jutaan benda yang tadinya terbuang sia-sia, memenuhi tanah dan mencemari bumi, bahkan mengancam kesehatan manusia. Sebuah perilaku yang kini mulai banyak diikuti oleh seniman-seniman lainnya. Bahkan masyarakat pada umumnya, yang kemudian mencoba peruntukan untuk menjadi seniman e-waste secara dadakan.

Sampai kapan pun, kreativitas tidak akan ada habisnya. Selama masih diberikan nafas, selama otak masih bekerja, karya seni secara tidak terduga dapat muncul kapan saja, oleh siapa saja, di mana saja, ide apa saja, dan dengan menggunakan bahan baku dasar apa saja – termasuk e-waste. Bahkan teknik pembuatannya juga dapat berkembang. Dari yang masih sederhana, berkembang menjadi modern. Dari yang tidak dapat dijual, sampai akhirnya dapat dijual karena dapat menghasilkan karya seni yang masterpiece.

Untuk mendukung seniman-seniman e-waste, ada baiknya pemerintah perlu memberikan dukungan nyata. Pemberian dukungan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk: (1) bantuan pemodalan, (2) pemberian sarana dan fasilitas, (3) pendidikan dan pelatihan, dan (4) pendampingan usaha. Bisa dibayangkan jika kemudian para seniman e-waste ini, satu per-satu mendirikan e-waste store. Secara perlahan akan tumbuh menjadi sebuah industri kreatif. Dan ini tentunya akan membantu pertumbuhan perekemomian nasional, khususnya di bidang industri kreatif.

Sebagai industri keeempat, bukannya tidak mungkin, jika suatu hari nanti, industri ini akan berkembang tumbuh besar sama halnya seperti industri lainnya, seperti di bidang keuangan dan perbankan, serta telekomunikasi. Semua ini sangat memungkinkan sekali, karena bagaimana pun juga, e-waste merupakan resource utama bagi industri kreatif yang tidak akan pernah ada habisnya. Selama manusia masih menggunakan barang-barang elektronik, di sana pasti akan ada sampah.

Dengan potensi dan tantangan yang ada, Badan Ekonomi Kreatif (BEK) diharapkan mampu mengakomodir industri kreatif. Lembaga baru tersebut menjadi harapan memberikan ketahanan seni Indonesia ke arah yang positif. Karenanya, lembaga ini harus didukung oleh seluruh stakeholder, termasuk kalangan pelaku seni. Dan salah satunya adalah para seniman e-waste. Indonesia diharapkan sanggup melahirkan karya sesuai potensi yang dimiliki, dan membuktikan kualitas yang sepadan dengan negara lain (presidenri.go.id).

Sumber:

RA Dyah