School of Information Systems

Konsep Utilitas/Daya Guna (Utility) Terhadap Perilaku Produsen

Kurva indiferensi (Indifference Curve) adalah kurva menunjukkan preferensi konsumen yang didasarkan asumsi bahwa konsumen dapat membuat urutan alternatif-alternatif yang disukainya. Utilitas adalah tingkat kepuasan yang diperoleh seorang individu dari mengkonsumsi suatu barang atau melakukan suatu aktivitas. Dalam analisis ekonomi, utilitas sering digunakan untuk menggambarkan urutan preferensi sekelompok barang, contohnya seorang konsumen bernama Ardi merasa lebih puas membeli 3 buah buku fiksi ilmiah jika dibandingkan dengan membeli sehelai kemeja, hal ini berarti buku-buku tersebut memberikan utilitas yang lebih besar dibandingkan dengan kemeja.

Fungsi utilitas dapat ditunjukkan dengan sekumpulan kurva indiferensi, yang masing-masing mempunyai indikator numerik. Pada Gambar berikut ini menunjukkan 3 kurva indiferensi dengan tingkat utilitas sebesar 25, 50 dan 100.

Perlu diingat bahwa ketika kita menggunakan fungsi utilitas, yang kita tekankan adalah konsep ordinal bukan kardinal. Dengan demikian yang perlu kita perhatikan dari gambar di atas, bukan angka numerik seperti 25, 50 dan 100 tetapi bahwa kurva indiferensi dengan utilitas (U) = 100 memberikan kepuasan yang lebih besar dibandingkan dengan utilitas sebesar 50, demikian juga kurva indiferensi dengan utilitas sebesar 50 memberikan kepuasan yang lebih besar dari utilitas sebesar 25.

PERILAKU PRODUSEN

Fungsi Produksi

Aktivitas utama perusahaan adalah mengubah input menjadi output, sementara itu di dalam ekonomi mikro kita akan pelajari bagaimana perusahaan menentukan pilihannya dalam rangka mengubah input menjadi output. Hubungan antara input dan output biasa dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi yaitu :

Q = f (K, L, M, …..) (1)

Dimana Q menunjukkan output satu perusahaan untuk barang tertentu dalam periode waktu tertentu, K menunjukkan jumlah mesin yang digunakan (atau disebut modal/kapital) dalam periode tersebut, L menunjukkan banyaknya jumlah tenaga kerja, M menunjukkan bahan baku yang digunakan, serta variabel-variabel lain yang mempengaruhi proses produksi.
Secara konkret fungsi produksi di atas dapat dijelaskan dengan contoh berikut ini. Dimisalkan bahwa fungsi produksi menunjukkan output yang dihasilkan oleh seorang petani beras dalam periode waktu satu tahun yang tergantung pada jumlah tenaga kerja yang digunakan pada periode satu tahun, jumlah peralatan/mesin yang digunakan pada tahun tersebut, dan luas tanah yang digunakan pada tahun tersebut. Beberapa keputusan yang dapat dipilih adalah apakah petani menghasilkan beras 10 ton dengan banyak tenaga kerja tetapi menggunakan mesin seadanya (teknik padat karya) atau sebagai alternatif menghasilkan 10 ton beras dengan tenaga kerja terbatas tetapi penggunaan mesin bersifat dominan (teknik padat modal) atau mengintensifkan penggunaan tanah yang terbatas dengan menekankan pada besarnya bantuan mesin dan pupuk untuk menghasilkan jumlah beras yang sama. Ketiga teknik tersebut (padat karya, padat modal atau padat lahan) digambarkan pada fungsi produksi pada persamaan (1) di atas. Untuk setiap kemungkinan pilihan input, fungsi produksi mencari output maksimum yang dapat dicapai dari input-input yan