School of Information Systems

Bagaimana menjadi Leader yang Baik?

Keberhasilan dari sebuah projek ditentukan dari bagiamana sebuah projek tim dapat bekerja dengan baik untuk menyelesaikan sebuah project. Tetapi dibalik sebuah projek tim yang baik harus ada seorang pemimpin yang bisa mengatur pekerjaan tiap orang agar lebih teorganisir dengan baik. Dalam sebuah project tim bisa juga ada seorang yang memiliki experience, knowledge yang lebih banyak dari tim yang lain maka dia bisa diangkat sebagai pemimpin dalam tim tersebut.

Perbedaan dari leadership dan management, leadership merupakan sebuah sifat dan karisma yang dimiliki oleh seseorang sedangkan management berfokus pada kebijakan dan prosedur untuk mengatur agar aturan dari organisasi tetap di taati oleh orang dibawah organisasi tersebut. Berdasarkan penelitian dari James Kouzes dan Barry Posner ada 5 cara yang dapat digunakan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik:

  1. Model the way : Pemimpin yang efektif harus bisa menjadi contoh bagi bawahannya. Perilaku seorang pemimpin itu harus bisa dicontoh, tidak gila hormat karena jabatan yang dimilikinya. Kegiatan sehari – hari yang dilakukan lebih penting daripada apa yang dikatakan oleh seorang pemimpin.
  2. Insipire a shared vision : Pemimpin yang baik itu yang memiliki visi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan adanya visi yang dimiliki dapat memotivasi anggota tim untuk dapat mengerjakan pekerjaannya.
  3. Challenge the process : Pemimpin yang baik tidak bergantung pada nasib dan keberuntungan. Mereka membuat peluang mereka sendiri dengan cara melakukan inovasi dan perkembangan untuk anggotanya. Agar bisa melakukan inovasi mereka harus mampu untuk meningkatkan kepercayaan diri, berkomitmen dan mau belajar
  4. Enable others to act : Visi tidak bisa terjadi jika hanya satu orang yang melakukan tindakan, tapi pemimpin juga harus didukung oleh anggotanya. Pemimpin yang baik harus bisa membuat anggotanya untuk ikut membantu dia dalam mebangun visi yang dia tentukan.
  5. Encourage the heart : Project yang sulit dan lama dapat membuat anggota tim merasa jenuh dan lelah ketika mengerjakan projectnya. Sebagai pemimpin yang baik harus bisa memberi dukungan kepada anggota nya untuk tetap semangat dalam mengerjakan projectnya denga cara memberi hadiah kecil kepada anggota yang berhasil mengerjakan tugasnya atau membuat pesta kecil pada saat project masih berjalan.

Setelah mempelajari bagaimana menjadi leader yang baik dan bisa di contoh oleh anggotanya. Gaya seseorang dalam memimpin ditentukan oleh pribadi nya masing – masing orang dan dapat mempengaruhi kinerja dan hasil dari setiap projectnya, berikut adalah 6 model kepemimpinan:

  1. The Coercive Style : memiliki sikap “Kerjakan apa yang saya katakan”. Gaya ini dapat efektiv dilakukan ketika sedang terjadi sebuah masalah dalam project, ketika terjadi masalah pemimpin harus bertindak tegas untuk menanganinya. Tapi dengan gaya ini juga dapat mengurangi komunikasi antar pemimpin dan anggotanya
  2. The Authoritative Style : memiliki sikap “Ikutlah denganku!”. Pemimpin dengan gaya ini memiliki tujuan yang pasti tetapi tidak menuntut anggotanya untuk melakukan sesuai keinginan dia, tetapi membebaskan anggotanya untuk menggunakan cara masing – masing. Tidak baik digunakan ketika pemimpin memiliki anggota yang lebih berpengalaman.
  3. The Affiliative Style : memiliki sikap “Orang yang datang pertama!”. Pemimpin ini membangun ikatan emosional yang kuat kepada anggotanya untuk dapat menciptakan komunikasi yang baik. Mereka memberikan ide dan inspirasi kepada anggotanya tapi tidak memaksakan keinging dia. Tidak baik digunakan ketika memiliki anggota yang harus bekerja secara terstruktur, karena dengan gaya ini anggota diberi kebebasan.
  4. The Democratic Style : memiliki sikap “Bagaimann menurutmu?”. Pemimpin mencoba untuk mendapatkan ide – ide baru dari diri sendiri ataupun dari anggotanya, dengan cara membangun kepercayaan, rasa hormat dan komitmen. Orang yang memiliki pendapat yang kuat yang dapat mempengaruhi pekerjaan mereka. Tidak baik digunakan ketika anggota tidak memiliki pengalaman untuk menyuarakan pendapat mereka.
  5. The Pacesetting Style : memiliki sikap “Lakukan apa yang saya lakukan! Sekarang!” Pemimpin memiliki standard kinerja yang tinggi dan memiliki obsesi untuk melakukan hal yang lebih baik dan lebih cepat. Bagus dalam situasi yang membutuhkan hasil yang cepat. Tetapi dengan gaya ini dapat menurunkan semnagat dari anggota karena merasa kewalahan.
  6. The Coacing Style : memiliki sikap “Coba ini!”. Pemimpin membantu anggota untuk menemukan kelemahan mereka sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Gaya ini dapat meningkatkan kinerja anggota karena pemimpin membantu dan mendukung mereka. Tidak baik digunakan ketika pemimpin tidak memiliki pengetahuan, kemampuan atau keinginan untuk menjadi pelatih.

Sumber :

Marchewka, 2015. Information Technology Project Management. 5th ed. United States: John Wiley & Sons, Inc.

Lie Maria Erika Pranoto