School of Information Systems

ADA EMAS DALAM SAMPAH ELEKTRONIK (Part 2)

Emas dan Sampah Ponsel

Menurut Research On Asia Group, Indonesia menyerap 133 juta ponsel tahun 2010 yang dilayani oleh 10 operator.  Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna ponsel terbanyak di Asia Pasifik–Indonesia, menempati peringkat ke-3 di bawah Cina dan India di belahan Asia Pasifik. Jumlah pengguna ponsel diperkirakan mencapai 250 juta meski jumlah penduduk hanya 240 juta jiwa. Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), menyebutkan di akhir tahun 2011,  jumlah pelanggan selular jauh lebih besar ketimbang jumlah penduduk Indonesia –dengan penetrasi telepon seluler sebesar 110%. Di antara orang Indonesia, ada yang memiliki dua jenis ponsel yang dilayani operator GSM dan CDMA,namun GSM mendominasi hingga 95% (2014, mmindustri.co.id).

Menurut pakar elektronik lulusan Tokyo Institute of Technology, Jepang, M Syamsiro, produsen ponsel, kartu SIM ataupun alat-alat elektronik lainnya selalu menggunakan logam muliasebagai pengantar arus elektronik  terbaik. Studi yang dilakukan Yokohama Logam Co Ltd, dari satu ton ponsel bekas, jika dilebur akan menghasilkan 150 gram emas. Jumlah itu 30 kali lipat dibandingkan satu ton material dari tambang emas konvensional yang jika dilebur hanya menghasilkan sekitar 5 gram emas. Masih dari studi yang sama, setiap 128 juta buah ponsel dibuang di Jepang, 10-20% di antaranya di daur ulang. Dari hasil daur ulang itu akan didapat 558 ton ponsel tua. Jika emas dari satu ton ponsel didapat 150 gram emas, maka total emas yang bisa ditambang dari ponsel tua itu mencapai 88,7 kilogram (Majalah Sains Indonesia Edisi 56, 2014).

Belajar dari Cina

Di Cina sampah elektronik yang masuk ke pelabuhan melalui peti kemas, kemudian dikumpulkan ke penampungan barang elektronik bekas. Sampah tersebut kemudian dipilah dan diambil suku cadangnya yang masih bisa digunakan. Para pekerja yang kebanyakan dari golongan ekonomi menengah kebawah, bekerja melebur timah, mengambil komponen dari sirkuit-sirkuit barang elektronik tanpa menggunakan pelindung khusus. Dari kumpulan komponen tersebut, kemudian dirubah menjadi barang elektronik kembali dengan nilai jual tinggi, tetapi dengan usia produk yang pendek, lalu dijual secara ilegal ataupun legal ke negara lainnya. Sedangkan sampah elektronik yang tidak dapat digunakan,kemudian dibakar.

Penanganan sampah elektronik di Cina diatur dalam Regulations on Recovery Processing of Waste Electrical and Electronic Products yang mulai berlaku mulai 1 Januari 2011. Sampah elektronik yang diimpor ke Asia berkisar antara 50-80% dari sampah elektronik yang dihasilkan di seluruh dunia per tahun, di mana 90% dari sampah elektronik dunia tersebut diimpor ke Cina, baik secara legal maupun ilegal. Pada tahun 2007, terdapat 350 juta televisi, 130 juta lemari es, dan 170 juta mesin cuci yang digunakan di seluruh negara, di mana alat elektronik tersebut dibuat pada tahun 80-an. Jika masa pakai peralatan elektronik tersebut antara 10 sampai 15 tahun, maka setidaknya ada 5 juta televisi, 4 juta lemari es, dan 5 juta mesin cuci yang menjadi usang setiap tahunnya dan menjadi sampah elektronik (Nindyapuspa dan Trihadiningrum, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Berdasarkan National Development and Reform Comission tahun 2008, jumlah sampah elektronik yang dihasilkan di Beijing diprediksi akan mencapai 1.583.000 ton pada tahun 2010 dengan rata-rata pertumbuhan timbulan 5,2% setiap tahun. Jumlah sampah elektronik tersebut bersumber dari timbunan domestik dan impor sampah elektronik yang dilakukan di Beijing. Sedangkan di Macau, jumlah timbunan sampah elektronik yang dihasilkan mencapai 9.000 ton pada tahun 2010. Sampah elektronik di Macau sebagian besar berasal dari rumah tangga, yaitu sekitar 80%, sisanya berasal dari sektor bisnis, institusi, dan pemerintahan (Nindyapuspa dan Trihadiningrum, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Sampai saat ini, Cina telah punya lebih dari 5500 rumah yang digunakan untuk industri pengolahan barang bekas dari sampah elektronik. Setiap harinya, satu buah rumah industri mampu mengolah sampah elektronik dalam jumlah besar, dan setiap tahunnya kurang lebih mengolah 1.5 ton sampah elektronik.Di Cina banyak industri daur ulang yang berdiri.Industri ini memberikan keuntungan bagi pekerjanya. Semakin banyaknya lapangan kerja, maka semakin banyak masyarakat yang makmur (Juju, 2013).

Di Cina, sudah banyak industri yang mengolah sampah elektronik menjadi emas. Masyarakat di sana juga banyak yang memanfaatkan peluang tersebut untuk mendulang rezeki. Bahkan pedesaan di Xiejia di Utara Beijing sudah menjadi pusat daur ulang sampah elektronik menjadi emas. Beberapa metode dasar sudah digunakan, seperti membakar barang-barang itu dengan menggunakan senyawa asam untuk memisahkan emas, perak dan tembaga(2016, jogja.tribunnews.com).

Daftar Pustaka

  • “Panen Emas dari Koran Bekas”. Didapat dari: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2008/07/08/2103038/panen.emas.dari.koran.bekas
  • “Mendulang Emas dari Sampah Elektronik”. Didapat dari: http://www.neraca.co.id/article/18312/mendulang-emas-dari-sampah-elektronik
  • “Emas dari Limbah Elektronik”. Koran Pikiran Rakyat. Didapat dari: http://olahsampah.com/images/sampah%20elektronik%20cakrawala2.pdf
  • “Menguak Bisnis Sampah Elektronik di Asia Pasifik”. Didapat dari: http://www.batamtoday.com/berita29471-Menguak-Bisnis-Sampah-Elektronik-di-Asia-Pasifik.html
  • “Tambang Emas dari Daur Ulang Sampah”. Didapat dari: http://www.hijauku.com/2013/10/08/tambang-emas-dari-daur-ulang-sampah/
  • “Berapa Ton Emas Kita Buang Tiap Tahun?”. Didapat dari: http://www.mmindustri.co.id/berapa-ton-emas-kita-buang-tiap-tahun/
  • “Menambang Emas dari Limbah Ponsel”. Didapat dari: http://www.sainsindonesia.co.id/index.php/rubrik/teknologi-informasi/1065-tambang-emas-limbah-ponsel
  • “Wow, Benarkah Sampah Elektronik Mengandung Emas?” Didapat dari: http://jogja.tribunnews.com/2016/02/16/wow-benarkah-sampah-elektronik-mengandung-emas
  • Biantoro, Bramy. 2016. “Daur ulang iPhone di 2015, Apple dapat 1 ton emas!” Didapat dari: http://www.merdeka.com/teknologi/daur-ulang-iphone-di-2015-apple-dapat-1-ton-emas.html
  • Damar, Agustinus Mario. 2016. “Cegah Sampah Elektronik, Apple Perkenalkan Sistem Robotik Baru”. Didapat dari: http://tekno.liputan6.com/read/2466211/cegah-sampah-elektronik-apple-perkenalkan-sistem-robotik-baru
  • Jehan, Noor. 2012. “Kandungan Berbahaya dalam E-Waste”. Didapat dari: http://ylki.or.id/2012/09/kandungan-berbahaya-dalam-e-waste/
  • 2013. “Keuntungan dan Kerugian Daur Ulang Sampah Elektronik”. Didapat dari: http://bangjuju.com/cara-cina-mendaur-ulang-sampah-elektronik/
  • Nindyapuspa, Ayu dan Trihadiningrum, Yulinah. “Kajian Tentang Pengelolaan Limbah Elektronik”. Didapat dari:http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29113-3309100017-Paper.pdf
  • 2016. “Apple Kumpulkan 1 Ton Emas dari iPhone Bekas”. Didapat dari:http://tekno.kompas.com/read/2016/04/16/19280047/Apple.Kumpulkan.1.Ton.Emas.dari.iPhone.Bekas
  • Zulkifli, Arif. 2013. “Belajar Mengelola Sampah Dari Jepang”. Didapat dari: http://informasi-lingkungan.blogspot.co.id/2013/06/belajar-mengelola-sampah-dari-jepang.html
Argogalih, S.E., M.M.