School of Information Systems

USER EXPERIENCE DESIGN PROCESS

Dalam membuat sebuah proyek User Experience (UX) dibutuhkan tahapan proses yang harus dilakukan agar menghasilkan sebuah hasil yang sudah teruji dan reliable ( dapat diandalkan ). Proses yang digunakan dan dokumen yang dihasilkan dapat berbeda antara proyek / perusahaan satu dengan lainnya. Perusahaan dapat mengikuti desain dan metodologi pengembangan yang berbeda. Pembahasan dalam artikel ini akan menjelaskan tahapan proses User Experience(UX) Design Process secara umum.

Tahapan proses pada UX Design Process pada umumnya seperti pada bagan di bawah ini :

a

1. Product definition

Pada tahapan ini kita menentukan produk seperti apa yang akan dibuat, tujuan dari produk, siapa yang akan terlibat dalam merancang dan mengembangkan produk, bagaimana mereka akan bekerja sama dan tetap up-to-date terhadap kemajuan dari produk.

Dalam proses ini sangat penting untuk melihat hal-hal yang terperinci agar proyek yang dijalankan jangan sampai kehilangan maksud dari stakeholder dan berkemungkinan kehilangan tujuan dari proyek itu sendiri. Kemudian menyebabkan kekecewaan bagi stakeholder dan apabila fitur yang diinginkan harus di desain ulang maka akan banyak menghabiskan waktu dan biaya.

Jadi, persyaratan yang rinci adalah kunci dari keseluruhan proyek. Untuk mendapatkan detailed requirements meliputi beberapa tahap :

  1. Memahami keadaan lingkungan sekitar saat ini ataupun pesaing yang ada.
  2. Mengumpulkan needs dan ideas dari stakeholders dan potential user.
  3. Menyatukan ide
  4. Memprioritaskan persyaratan berdasarkan tujuan dari proyek

2. Reserach

Banyak yang dapat dilakukan pada tahapan Research seperti secondary research, competitive analysis, dan user research.

  1. Anda dapat melakukan secondary research, setelah pada tahap product definition memahami keadaan lingkungan sekitar dan mendapatkan ide maka dapat mencari literature yang dapat mendukung ide tersebut dan apakah ide tersebut sudah pernah diimplementasikan di negara lain. Anda bisa mendapatkan proyeksi dari proyek yang akan dijalankan akan seperti apa.
  2. Setelah itu, dapat dilakukan competitive analysis yaitu dengan membandingkan ide atau proyek yang ingin dijalankan dengan solusi yang sudah ada. Dapat membandingkan strong dan weakness dari masing – masing solusi. Kemudian, mendapatkan keunggulan dari proyek yang akan dijalankan dibandingkan dengan solusi yang sudah ada.
  3. Kita juga dapat melakukan user research untuk mengetahui tanggapan dari calon user. Tahapan dasar dalam melakukan user research :
  • Menentukan group of user
  • Merencanakan keterlibatan pengguna
  • Mengadakan penelitian ( seperti: wawancara dan survei )
  • Validasi dari user ( akan digunakan pada tahap selanjutnya: Analysis )
  • Menghasilkan sebuah user requirements

3. Analysis

Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap apa yang sudah didapatkan pada tahap research , terutama terhadap user research. Dari hasil wawancara,survei, atau teknik pengambilan data lainnya akan digunakan untuk menentukan persona. Apa itu persona? Persona adalah dokumen yang mendeskripsikan target user yang khas, dapat dikatakan sebagai representasi dari responden dalam pengumpulan data. Persona dapat membantu untuk fokus terhadap user yang lebih spesifik.

Dari proses wawancara atau survei bisa didapatkan biografi dari target user, kebutuhan (needs), masalah (challenge / frustration ), dan apa yang diinginkan user (goals). Secara umum , 4 hal mendasar ini dapat digunakan untuk membuat sebuah persona. Namun, tidak menutup kemungkinan ada aspek lain yang ingin ditambahkan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek. Contoh :

1Langkah terakhir dalam analisis adalah menentukan solusi seperti apa yang akan diajukan ( propose the solution ) dan akan dilanjutkan pada tahapan selanjutnya yaitu desain prototype.

4. Design

Pada tahapan ini, kita melakukan desain prototype . Hasil dari desain ini akan diujikan kepada calon user bagaimana tanggapan mereka terhadap desain yang diusulkan dan mendapatkan masukan dari calon user.

Sebuah prototype adalah versi draft situs atau produk yang akan membawa Anda sedekat mungkin dengan representasi yang baik dari website dan user interface-nya sebelum coding dimulai. Hal ini memungkinkan UX desainer untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan ide-ide serta fungsi dan kegunaan sebelum uang yang dihabiskan untuk pembangunan besar-besaran. Dengan menggunakan prototipe, tim UX mampu melihat bagaimana sistem akan bekerjasama secara bersamaan. Dengan membangun sebuah prototipe dari desain Anda sebelum pengembangan lebih lanjut, tim UX membuat sejumlah penghematan, baik dari segi biaya dan waktu. Untuk melakukan desain dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari sketsa di kertas, wireframe , ataupun menggunakan aplikasi pembuatan prototype seperti Axure.

Wireframe

2

Axure : Rapid Prototyping

3

5. Implementation

Setelah semuanya dilakukan dan dipastikan selesai maka akan dilakukan implementasi. Ada 2 tahapan yaitu Beta dan Live Product. Tahapan Beta untuk memastikan bahwa standar dipenuhi , spesifikasi dapat digunakan dan jaminan kualitas sebelum Live release.

Pada saat Live release, dipastikan sistem telah dapat digunakan secara massal dan jika terdapat masalah maka akan dilakukan pemeliharaan ( maintenance ) secara berkala.

References :

Allabarton, R. (2016, May). The UX Design Process: An Actionable Guide To Your First Job In UX. Retrieved from CareerFoundry: http://blog.careerfoundry.com/ux-design/the-ux-design-process-an-actionable-guide-to-your-first-job-in-ux

Cao, J. (2016, May). The Guide To UX Design Process & Documentation. Retrieved from UXPin: https://studio.uxpin.com/blog/guide-ux-design-process-documentation-part-1/

Unger, R., & Chandler, C. (2012). A Project Guide To UX Design, Second Edition. Berkeley: New Riders.

Kevin Trisnio