School of Information Systems

System Architecture Design

Tujuan dari architecture design adalah untuk menentukan bagaimana komponen software dari sistem informasi akan dijalankan pada hardware yang ada di sistem. Salah satu arsitektur yang paling sering dipakai adalah client-server architecture.

Client-server architecture terdiri dari berbagai tipe, yaitu:

1. Two-tiered client-server architecture

1Sumber : (Dennis, Wixom, & Roth, 2015)

Two-tiered client-server architecture hanya menggunakan 2 set komputer yaitu disebut sebagai client dan server. Pada two-tiered client-server architecture, server yang ada menangani data dan client yang ada menangani aplikasi dan presentation logic. Two-tiered client-server architecture ini biasanya digunakan pada organisasi atau perusahaan yang relatif kecil.

2. Three-tiered client-server architecture

2Sumber : (Dennis, Wixom, & Roth, 2015)

Three-tiered client-server architecture menggunakan 3 set komputer yaitu client, application server dan database server. Pada three-tiered client-server, client hanya menampilkan presentation logic, application server hanya menangani business logic dan database server menangani data access logic dan data storage. Three-tiered client-server architecture biasanya digunakan pada organisasi menengah ke atas, karena tingkat keamanan lebih tinggi dibandingkan dengan two-tiered architecture.

3. N-tiered client-server architecture

3Sumber : (Dennis, Wixom, & Roth, 2015)

Perbedaan antara n-tiered client-server dibandingkan dengan three-tiered architecture adalah pada bagian web server, dimana data dan informasi dapat diakses melalui web dengan menggunakan internet. Keuntungan mendasar n-tiered dibandingkan dengan client-server architecture lain adalah membagi proses pada beberapa server sehingga memiliki tingkat proses yang lebih baik dan dapat di ukur. Namun, kekurangannya adalah untuk melakukan pemrograman dan testing software lebih sulit.

Setelah menentukan client-server yang sesuai dengan organisasi yang akan dijalankan hal selanjutnya adalah dengan memilih spesifikasi hardware dan software. Memilih spesifikasi hardware dan software merupakan salah satu tahap dalam membuat sistem arsitektur, dimana hardware dan software berupa dokumen yang berisi hardware dan software yang diperlukan untuk mendukung aplikasi dari sistem tersebut. Dibawah ini merupakan contoh dari hardware dan software specification :

4Sumber : (Dennis, Wixom, & Roth, 2015)

Langkah – langkah yang dilakukan untuk membuat hardware dan software specification adalah:

  1. Definisikan software yang akan dijalankan dari setiap komponen. Biasanya dimulai dari menentukan Operating System (OS) seperti Windows, Linux, dll, lalu tambahkan juga software khusus pada client dan server contohnya Oracle Database, dan lain-lain.
  2. Membuat daftar dari hardware yang diperlukan untuk mendukung mendukung sistem dimasa depan, secara umum daftar tersebut dapat berisi database server, network server, peripheral devices seperti printer, scanner, backup devices komponen storage dan komponen-komponen hardware lain yang diperlukan untuk mendukung aplikasi tersebut. Daftar ini juga berisi jumlah atau banyaknya hardware yang diperlukan dari setiap item.
  3. Mendeskripsikan selengkap mungkin, minimum requirement yang dibutuhkan untuk setiap hardware dan software yang akan dipakai. Banyak perusahaan yang memiliki standar daftar hardware dan software yang harus dipakai, dibanyak kasus yang ada tahap ini melibatkan daftar standar yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk memilih item dari daftar yang telah dibuat pada tahap 1 dan tahap 2.

Sumber :

Dennis, A., Wixom, B. H., & Roth, M. R. (2015). System Analysis and Design. Singapore: Wiley.

Ervina