School of Information Systems

Perkembangan dan Penggunaan SI/TI dari 1985–2020an

Tanpa terasa sudah lebih dari 5 dasa warsa manusia memanfaatkan SI/TI baik untuk penelitian, pendidikan maupun untuk kebutuhan dukungan bisnis. Namun perkembangan yang fenomenal adalah dimulai pada tahun 1985 dan kemudian perkiraan penggunaannya di tahun 2020. Dalam kurun waktu 35 tahun tersebut perkembangan maupun penggunaan SI/TI jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkembangan dan penggunaan teknologi permesinan, dimana perkembangan untuk 35 tahun itu setara berabad-abad untuk teknologi permesinan.

Menurut Sudev Bangah dari IDC (2013), sebelum tahun 1985, arsitektur komputer hanya mengenal mainframe dan dump terminal saja. Penggunanya di seluruh dunia diperkirakan jutaan orang sedangkan aplikasi yang berhasil dikembangkan mencapai ribuan buah. Kondisi ini dikenal dengan nama 1st Platform. Mainframe yang banyak dipakai adalah IBM, DEC, dsb.

Mulai sekitar tahun 1985 banyak perusahaan menggunakan PC yang kala itu sudah banyak diproduksi oleh banyak pabrik baik Amerika Serikat, Eropah dan Asia yang didominasi dari Jepang dan Taiwan tetapi belakangan dari Tiongkok. Arsitektur yang banyak digunakan untuk meningkatkan kinerja adalah Client/Server dan LAN serta didukung oleh internet pada tahun 2000’an. Untuk kurun tahun 1985 – 2005 yang boleh dikatakan sebagai ICT Innovation 2nd Platform penggunanya sudah mencapai ratusan juta orang dan manusia sudah mampu menghasilkan puluhan ribu aplikasi.

Pada kurun waktu tahun 2005 sampai 2020an yang bisa dikatakan sebagai ICT Innovation 3rd Platform, didominasi dengan peralatan mobile beserta applikasinya. Permasalahan besar yang dihadapi antara lain Mobile Broadband, Social Business, Big Data/ Analytics dan Cloud Services. User-nyapun sudah makin beragam mulai dari tingkatan karyawan paling rendah sampai pucuk pimpinan. Unit yang memanfaatkan juga makin luas, seperti berbagai Line of Business dari berbagai perusahaan besar, para pelanggan baik badan usaha maupun pribadi, serta para pemasok. Karena penggunanya meluas maka hampir semua jenis industry apakah super market, otomotif, pemerintahan, rumah sakit dan kesehatan, keuangan, perdagangan, transportasi, konstruksi dan hiburan menggunakan SI/TI secara maksimal agar kinerja organisasi tersebut optimal. Dengan demikian tidaklah heran bila terjadi ledakan jumlah aplikasi yang dikembangkan sehingga diperkirakan sudah mencapai jutaan. Sebagai konsekuensi logisnya maka ledakan pengguna ini membutuhkan juga layanan jasa, informasi produk, pembuat content dan kebutuhan untuk dapat saling bertukar pengalaman.

Bila melihat pertumbuhan yang luar biasa dari inovasi SI/TI ini maka sudahlah jelas bahwa profesi SI/TI adalah profesi yang menjanjikan. Tidak ada satupun bidang industry yang tidak memanfaatkannya. Bahkan kebutuhan aplikasinya makin rumit dengan maksud agar pelanggan makin mudah untuk mengakses informasi produk, produsen makin mudah untuk menghasilkan barang dan atau jasa-nya, para pemasok makin mudah menawarkan produk dan atau jasanya, serta mitra bisnis dapat bekerja sama dengan lebih baik. Kemampuan untuk menguasai SI/TI makin dibutuhkan bahkan untuk tingkatan pekerja di lapisan paling bawah. Khususnya untuk menangani empat masalah besar di atas, maka dibutuhkan keterampilan maupun pengetahuan yang hanya bisa didapatkan dari mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Artinya pendidikan tinggi di bidang SI/TI akan tetap diperlukan sampai beberapa belas tahun ke depan.