School of Information Systems

Value Chain, CSF hubungannya dengan Penerapan IT

Value Chain Analisis menggambarkan kegiatan di dalam organisasi dan lingkunganya;  dan menghubungkan kegiatan itu ke dalam analisis kekuatan organisasi yang kompetitif. Jadi, sebuah value chain mengevaluasi bagian mana dari setiap aktifitas perusahaan yang dapat menambah keunggulan organisasi dalam hal produk atau jasa. Ide ini dibuat berdasarkan pemahaman bahwa organisasi lebih dari kompilasi random dari mesin-mesin, peralatan, orang-orang dan uang. Hanya jika beberapa kumpulan itu disusun menjadi sistem dan aktifitas yang sistematik yang kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang akan dihargai oleh konsumen (Porter, 1985).

Porter (1985) menyatakan bahwa value chain pada saat dibuat tidak membayangkan akan digunakan pada sektor yang edukasi, jadi jelas bahwa ada beberapa bagian dari Porter’s Chain (Inbound and Outboud Logistic) tidak bisa diterapkan secara langsung di industri jasa atau pelayanan. Oleh karena itu Gabriel (2005) mengembangkan value chain untuk untuk diterapkan di Higher Education (HE) di Tanzania. Model Value Co-creation System (VCS) yang spesifik dan pengembangan dari value chain ini juga mempunyai lima atribut utama (programmes design, regulatory recognition, moment of truth mgt, learning spirit dan service competiotion) dan empat atribut pendukung yaitu professional recruitment, modern toold and infrastructure, library with relevant books adan after-sales.

Kerzner (2001) menyatakan bahwa Critical Success Factors (CSF) untuk manajemen strategis dalam suatu manajemen proyek adalah kegiatan yang harus dilakukan jika suatu organisasi ingin sukses mencapai tujuannya. Banyak bisnis memiliki beberapa CSF, namun apabila salah satu dari beberapa CSF tersebut tidak berhasil dilakukan, bisnis yang sudah berada di posisi yang kompetitif bisa terancam.

Analisis CSF diidentifikasin didalam organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan. CSF dapat ditentukan jika objektif organisasi telah ditentukan. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan (Ward, 2003). Adapun peranan CSF dalam perencanaan strategis adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi Sistem Informasinya, memfokuskan proses perencanaan strategis SI pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi SI.

Dengan demikian, maka hubungan yang kuat antara VCA dengan IS/ IT sebuah perusahaan dimana IT dapat berperan strategis dalam memampukan value chain proses bisnis perusahaan secara seamless. Hal ini dikarenakan IT bisa memampukan perusahaan untuk mendapatkan informasi:

  1. dengan waktu yang lebih pendek (lebih cepat) pada proses rantai perusahaan,
  2. dalam menyimpan informasi yang penting di dalam gudang data,
  3. secara cepat dalam komunikasi untuk berbagi, dan
  4. memfasilitasi kerja sama tim dalam perusahaan.

Semua hal di atas untuk mengeksplorasi proses rantai “value” (value chain) secara lebih cepat, pintar dan lebih baik.

Ref :

Applegate, Lynda M., Austin, Robert D., Soule, Deborah L..(2009).Corporate information strategy and management : text and cases..8th edition.McGraw Hill.

Hansen, and Mowen, 2000 : Management Biaya; Akuntansi dan Pengendalian, alih bahasa Tim Salemba Empat. Salemba Empat jakrta.

http://www.strategicmanagementinsight.com/tools/value-chain-analysis.html

http://management-class.com/courseware/ops/operations…/ch12.ppt